Puing peswat terlihat berserakan dan sebagian terlihat hangus terbakar akibat kecelakaan kecelakaan Yeti Airlines.
Pihak setempat mengungkapkan jika cuaca dalam kondisi normal serta cerah dan tidak mengindikasikan menjadi menyebabkan kecelakaan yang dialami oleh Yeti Airlines.
Otoritas Penerbangan Sipil Nepal menjelaskan bahwa Yeti Airlines berangkat pada pukul 10:50 waktu setempat dari bandara Pokhara dari Seti Gorge.
“Pemerintah telah membentuk sebuah tim untuk menyelidiki penyebab kecelakaan itu dan diperkirakan akan melaporkannya dalam waktu 45 hari,” terang menteri keuangan Bishnu Paudel seperti yang dilansir reuters.com.
Badan investigasi kecelakaan udara Prancis BEA mengatakan ambil bagian dalam penyelidikan penyebab kecelakaan itu dan berkoordinasi dengan semua pihak lain yang terlibat.
BACA JUGA:Tegas! Polri Bakal Bersikap Netral dalam Mengawal Pemilu 2024
BACA JUGA:Breaking News, Aceh Kembali Diguncang Gempa Kuat Pasca Subuh, Berpotensi Tsunami?
Pihak Otoritas Penerbangan Sipil juga menjelaskan bahwa penumpang dalam pesawat ATR 72 bermesin ganda tersebut diantaranya tiga bayi, tiga anak-anak, lima orang India, empat orang Rusia dan satu orang Irlandia, dua orang Korea Selatan, satu orang Australia, satu orang Prancis, dan satu orang Argentina.
Akibat kecelakaan tersebut maskapai Yeti Airlines membatalkan semua penerbangan regulernya untuk hari Senin sebagai dan mengatakan bahwa hal tersebut sebagai tanda berkabung untuk para penumpang yang meninggal dunia.
Rute penerbangan ke Pokhara yang merupakan kota terbesar kedua Nepal yang terselip di bawah pegunungan Annapurna yang indah dari kota Kathmandu merupakan salah satu rute wisata paling populer di negara itu.
BACA JUGA:241 Tenaga Kesehatan Belum Terima Insentif Pandemi Covid-19 Per Tahun 2022, Kok Bisa?
BACA JUGA:Menu Sarapan Pagi: Resep Roti Telur Lipat Korea Ala Chef Devina Hermawan, 5 Menit Beres!
Seorang juru bicara Bandara Pokhara mengatakan pesawat itu jatuh saat mendekati bandara, di mana peswawat saat itu melaju di ketinggian 12.500 kaki dan sedang turun normal.
Situs pelacakan penerbangan FlightRadar24 mengatakan di Twitter bahwa pesawat Yeti Airlines yang telah berusia berusia 15 tahun dan dilengkapi dengan transponder tua dengan data yang tidak dapat diandalkan.