Selain itu, pembiayaan wholesale sebesar Rp 57.18 triliun atau tumbuh 15.80 persen secara yoy dan pembiayaan mikro yang mencapai Rp 18.74 triliun, tumbuh 32.71 persen secara yoy.
Menurut Hery, meningkatnya pemahaman literasi keuangan syariah di Indonesia juga menjadi pendorong pertumbuhan kinerja dan efektivitas layanan digital yang mampu menjangkau nasabah sesuai segmen.
BACA JUGA:Airlangga Minta Cak Imin Segera Rampungkan Ciptaker, Menteri Perintah Anggota Dewan?
BACA JUGA:Pengungsi Korban Gempa Papua Makin Bertambah Menjadi 2.136 Jiwa
”Capaian ini merupakan apresiasi bagi BSI atas kepercayaan nasabah terhadap kinerja positif industri perbankan syariah di Indonesia. Kedepan, perseroan secara kontinu akan lebih agile untuk mewujudkan BSI menjadi top 5 di pasar domestik dan top 10 di level global,” jelas Hery.
Dari sisi likuiditas, BSI mencatat perolehan DPK BSI mencapai Rp 261.49 triliun, yang didominasi oleh tabungan wadiah mencapai Rp 44.21 triliun dan berada di peringkat ke 5 tabungan secara nasional dengan jumlah nasabah BSI mencapai 17.78 juta orang.
Pencapaian ini memberikan pengaruh positif terhadap rasio Cost of Fund (CoF) BSI menjadi 1.62 persen.
Rasio keuangan BSI juga solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Terlihat dari ROE (Return of Equity) sebesar 16.84 persen dan ROA (Return of Asset) sebesar 1.98 persen.
Selain itu, dari sisi biaya BSI mencatat efektifitas dan efisiensi yang tercermin dari rasio BOPO (Biaya Operasional) menjadi 75.88 persen.
BACA JUGA:Airlangga Minta Cak Imin Segera Rampungkan Ciptaker, Menteri Perintah Anggota Dewan?
BSI yakin kinerja positif di tahun 2022 akan terus berlanjut di tahun 2023, apalagi perseroan fokus untuk membangun Islamic Ecosystem dan memperkuat Ziswaf untuk kepentingan umat.
”BSI siap membawa babak baru industri keuangan syariah melalui business model layanan keuangan, sosial dan spiritual yang dapat menjawab segala kebutuhan nasabah,” ucap Hery.
BSI terus menyasar nasabah-nasabah yang memiliki asset pertama, berpenghasilan tetap dan wirausaha.
Pada 2022, BSI mencatat segmen pembiayaan konsumer (Griya, Oto, Multiguna) tumbuh melesat.
Begitupula dengan wholesale berfokus pada pembiayaan sindikasi dan kolaborasi dengan Pemerintah, dan pembiayaan mikro berfokus pada penyaluran pembiayaan UMKM, KUR dan kolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintah.