”Dalam pemberantasan korupsi, tidak akan mungkin dengan segelintir orang di KPK. KPK membutuhkan telinga dan mata, salah satunya insan pers,” papar Bang Aca.
Sejalan dengan apa yang disampaikan Bang Aca, Taswin Hasubullah sejak awal menekankan JMSI mengedepankan 2 prioritas sebagai tanggungjawab kepada publik.
Pertama, menjaga marwah media yang bersandar pada profesionalitas kerja wartawan. Kedua, memberikan edukasi di tengah hegemoni kebebasan pers.
”JMSI harus ikut memberikan sumbangsih pemikiran, ide dan gagasan serta mengawasi produk dari perusahaan pers digital, sehingga semakin profesional dan baik,” ujarnya.
JMSI berupaya memberikan nilai lebih pada para wartawan salah satunya mengingatkan pentingnya integritas dan menjaga kode etik jurnalistik.
”Ini harus dipegang teguh dan bersikap profesional dalam menjalankan tugas sebagai seorang jurnalis,” tuturnya pascapengukuhan Pengda JMSI Lampung di Ballroom Novotel.
Bang Taswin, begitu ia akrab disapa, menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan terhadap JMSI Lampung.
khususnya Ketua KPK Firli Bahuri yang menyempatkan hadir di tengah kepadatan akivitas kerja.
”Kami sangat bangga dengan kehadiran Pak Firli, meski pelantikan sudah tiga kali dijadwal ulang. Tentu dengan adanya Ketua KPK, kami bangga,” imbuhnya
Direktur Lampung Newspaper ini juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran para pengurus pusat dan daerah yang berkenan hadir dalam prosesi pengukuhan.
Di antaranya Ketua JMSI Jabar Sony, Ketua JMSI Bangka Belitung Nico, Pengurus JMSI pusat Akhiruddin Mahjuddin yang khusus datang Provinsi Aceh, Sekjen JMSI pusat Mahmud Marhaba, dari Riau, serta Anggota Dewan Pers M. Agung Dharmajaya.
Selain Ketua KPK, dihadiri pula Anggota DPR RI Zulkifli Anwar, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Kapolda Lampung Irjen Pol. Hendro Sugiatno.
Lalu Walikota Bandarlampung Eva Dwiana, Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona dan Alzier Dianis Tabrani, dan lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum JMSI Pusat Teguh Santosa mengatakan, organisasi media siber memang lebih banyak. Itu dilihat dari satu setengah dekade belakangan, pertumbuhan media digital sangatlah deras.
”Benar-benar seperti jamur. Tahun lalu dewan pers mencatat ada sekitar 18 ribu perusahaan media” terangnya.