JAKARTA, DISWAY.ID - Pemain sepak bola asal Tunisia, Nizar Issaoui meninggal setelah membakar dirinya untuk memprotes 'ketidakadilan polisi'.
Pria berusia 35 tahun itu adalah mantan pemain tim papan atas US Monastir.
Ia berbagi video di Facebook yang mengatakan dia memutuskan untuk memprotes setelah dia dituduh melakukan terorisme oleh petugas polisi di Haffouz, Kairouan, Tunisia tengah.
BACA JUGA:H-8: Lebih dari 158 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
Dilansir dari New York Times, penyerang itu mengeluh bahwa dia sekarang tidak dapat membeli pisang karena harganya dua kali lipat dari harga yang ditetapkan oleh pemerintah, memicu tuduhan "terorisme" dari petugas dan mendorongnya untuk melakukan protes di luar kantor polisi.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan Issaoui berteriak: “Untuk perselisihan dengan seseorang yang menjual pisang seharga 10 dinar ($3,29), saya dituduh melakukan terorisme di kantor polisi.”
“Terorisme untuk pengaduan tentang pisang… Saya tidak punya tenaga lagi. Beri tahu polisi negara bahwa hukuman akan dieksekusi hari ini, ”katanya.
Dalam postingan terpisah, ayah empat anak itu mengatakan bahwa dia menghukum dirinya sendiri "mati dengan api" sebelum membakar dirinya sendiri.
BACA JUGA:Kenali Gejala Rematik Sejak Dini, Berikut Cara Penanganannya
Issaoui dilarikan ke rumah sakit dengan luka bakar tingkat tiga, tetapi dokter tidak dapat menyelamatkan nyawanya, dan dia meninggal pada hari Kamis, kata saudaranya Ryad kepada wartawan.
"Dia meninggal kemarin dan akan dimakamkan hari ini," kata Ryad, Jumat.
Polisi dan pengunjuk rasa yang marah bentrok selama pemakaman Issaoui di kampung halamannya, Haffouz, dengan para demonstran melemparkan batu ke arah petugas yang, sebagai gantinya, menembakkan gas air mata untuk mencoba menjinakkan massa.
Keluarganya termasuk di antara pengunjuk rasa, yang berkumpul di luar kantor polisi yang sama tempat dia membakar diri.
BACA JUGA:Ini Dia Sosok Shayne Pattynama, Pemain Naturalisasi yang Kini Resmi Bisa Bela Timnas Indonesia
Issaoui adalah agen bebas dan bermain di liga amatir sebelum kematiannya.