"Roma bertahan lebih dalam dan hanya satu pemain yang keluar saat kami menguasai bola," katanya dikutip Disway.id dari laman UEFA.
Ia mengakui, rekan-rekannya pun kesulitan mencari celah lawan dan membuat Leverkusen bermain lebih cepat.
"Mereka tak memberi kami banyak waktu untuk memegang bola, sulit menemukan ruang atau celah dari kedalaman.
"Karena, tak ada ruang antara lini belakang dan kiper," bebernya.
BACA JUGA:Laga Dramatis Juventus vs Inter Milan! Gol Penentu Lukaku hingga Banjir Kartu Merah
Taktik yang diterapkan Mourinho ini memang bukan rahasia umum, setiap tim yang dipimpinnya selalu bermain bertahan ketika bertemu tim yang bermain cepat dan menyerang.
Pelatih Portugal itu tak mau ambil risiko, ia hanya ingin mengambil hasil yang pasti. Dan itu yang dia dapatkan dari gol kemenangan Bove di menit 62'.
"Tidak mudah menyerang tim yang dilatih oleh Mourinho. Mereka sangat solid di belakang," aku Lukas Hradecky yang melihat dari kejauhan, bagaimana frustasinya rekan-rekan setimnya.
"Kami perlu ambil risiko dan menerobos pada leg kedua," tambahnya.
Hasil ini membuat Roma melangkah satu kaki ke final Liga Europa 2023.
BACA JUGA:MU dan Juventus Bersaing Dapatkan Davide Frattesi
Juventus vs Sevilla
Juventus telat panas saat Sevilla memimpin pertandingan. Paul Pogba Cs baru bisa membobol gawang wakil Spanyol di pengunjung pertandingan-Foto/Juventus-
Sementara di kota Turin, sama-sama main di depan pendukung sendiri, Juventus harus puas ditahan imbang 1-1 oleh Sevilla.
Wakil Spanyol itu justru unggul lebih dulu daripada Si Nyonya Tua pada menit 26', lewat gol yang dicetak oleh Youssef En-Nesyri.