Lalu membandingkan ukuran otak dengan empat catatan iklim, termasuk data dari European Project for Ice Coring in Antarctica (EPICA) Dome C.
Dalam 50.000 tahun terakhir, telah terjadi fenomena Glasial Maksimum Terakhir, yang menyebabkan suhu rata-rata menjadi lebih dingin secara konsisten hingga pengujung Zaman Pleistosen Akhir. Kemudian pada Zaman Holosen suhu rata-rata naik hingga hari ini.
BACA JUGA:5 Ciri-ciri Otak Menua Lebih Cepat dari Usia, Waspada Sebelum Terlambat
Analisis menunjukkan pola umum perubahan ukuran otak manusia yang berkorelasi dengan perubahan iklim saat suhu naik dan turun.
Rata-rata otak mengalami penyusutan yang cukup besar, yaitu lebih dari 10,7 persen, selama periode pemanasan Zaman Holosen.
"Perubahan ukuran otak tampaknya terjadi ribuan tahun setelah perubahan iklim dan ini terutama terlihat setelah Glasial Maksimum Terakhir, sekitar 17.000 tahun," terang Stibel dalam laporan penelitiannya.
Pola evolusi ini terjadi dalam periode waktu yang relatif singkat, mulai dari 5.000 hingga 17.000 tahun, dan tren menunjukkan bahwa pemanasan global yang sedang berlangsung dapat berdampak buruk pada kognisi manusia.
"Bahkan sedikit penyusutan otak manusia yang masih ada dapat berdampak pada fisiologi dengan cara yang belum sepenuhnya dapat dipahami," jelasnya.