Potensi Ekonomi Karbon RI Capai USD 565,9 Miliar, Jadi Sorotan di CDC 2025
Indonesia kembali menjadi sorotan dalam Carbon Digital Conference 2025 setelah terungkap bahwa potensi ekonomi karbon nasional mencapai angka fantastis USD 565,9 miliar.--Istimewa
JAKARTA, DISWAY.ID - Indonesia kembali menjadi sorotan dalam Carbon Digital Conference 2025 setelah terungkap bahwa potensi ekonomi karbon nasional mencapai angka fantastis USD 565,9 miliar.
Angka ini bukan sekadar proyeksi, melainkan peluang besar yang dibahas mendalam oleh para investor, pelaku proyek karbon, dan pakar internasional.
Dalam forum dua hari di Bandung itu, para pemimpin industri menekankan bagaimana teknologi digital, regulasi baru, serta percepatan proyek CCS/CCUS dan nature-based solutions dapat membawa Indonesia menjadi pusat perdagangan karbon berkelanjutan dunia.
BACA JUGA:Komitmen Jadi Event Nol Emisi, Electricity Connect 2025 Tukarkan 920,47 tCO2 Jejak Karbon
Konferensi ini menampilkan bagaimana kemajuan digital dapat mendorong aksi mitigasi adaptasi lingkungan yang positif di berbagai sektor yang pada kesempatan ini difokuskan pada memperlihatkan perkembangan proyek-proyek Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utility Storage (CCS/CCUS) dan Nature Based khususnya sektor Areal Penggunaan Lain (APL) dan Kelautan.
Selain itu CDC2025 juga akan memberikan perhatian khusus bagi para korban bencana alam Sumatera dengan memobilisasi anggota untuk melakukan aksi nyata di lapangan.
Dihadiri oleh sekitar 300 peserta baik investor maupun para pelaku/pengembang proyek karbon dari berbagai negara.
BACA JUGA:Transaksi Kredit Karbon dari PLTP dan PLTBg Pertamina Capai 37 Ribu Ton C02e di COP30
Ketua Umum Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA) Riza Suarga mengatakan, CDC2025 akan menyoroti peluang dan cara mengatasi tantangan yang terkait dengan ekonomi karbon mengingat Indonesia memiliki potensi ekonomi karbon sebesar 565,9 miliar dolar AS.
“Hal ini akan memberikan kesempatan untuk meningkatkan kesetaraan pendapatan antar wilayah melalui penciptaan lapangan kerja hijau seperti konservasi dan reforestasi, pertanian berkelanjutan, dan ekowisata. CDC2025 akan menjadi platform bagi banyak startup teknologi iklim untuk memamerkan keunggulan inovatif mereka di industri hijau yang sedang berkembang ini sehingga mampu mempercepat pencapaian Target Kontribusi Nasional (Nationally Determind Contribution / NDC) dan berkontribusi memenuhi tujuan pertumbuhan ekonomi 8% sebagaimana yang telah menjadi komitmen Presiden Prabowo,” kata Riza Suarga.
Riza menambahkan, Konferensi Karbon Digital (CDC 2025) menandai momen krusial bagi pasar karbon global khususnya bagaimana komitmen negara-negara maju dan sektor swasta Internasional dapat segera terwujud.
BACA JUGA:Transaksi Kredit Karbon dari PLTP dan PLTBg Pertamina Capai 37 Ribu Ton C02e di COP30
Dengan tema “Menggagas Ulang Pasar Karbon Indonesia: Inovasi Digital untuk Integritas Global,” acara ini menyoroti posisi unik Indonesia sebagai pemimpin dalam perdagangan kredit karbon berkelanjutan dunia.
“Sebagai pengelola utama hutan hujan tropis, mangrove, dan lahan gambut, Indonesia memainkan peran vital dalam memerangi perubahan iklim sambil menunjukkan komitmen yang teguh untuk memastikan semua proyek karbon secara hukum sah, terverifikasi, dan sesuai dengan standar internasional,” lanjut Riza.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
