bannerdiswayaward

Indonesia–Inggris Tandatangani MoU Perubahan Iklim, Menteri Hanif: Diplomasi Hijau untuk Dunia yang Lebih Rendah Emisi

Indonesia–Inggris Tandatangani MoU Perubahan Iklim, Menteri Hanif: Diplomasi Hijau untuk Dunia yang Lebih Rendah Emisi

Penandatanganan MoU antara KLH/BPLH dan Department for Energy Security & Net Zero (DESNZ) Inggris menjadi tonggak penting penguatan diplomasi hijau Indonesia di panggung global.--KLHK

JAKARTA, DISWAY.ID  - “Kemitraan Indonesia–Inggris ini bukan hanya kerja sama antarnegara, tetapi pernyataan bersama untuk masa depan bumi. Indonesia siap menjadi mitra strategis dunia dalam mendorong solusi nyata terhadap krisis iklim,” tegas Hanif Faisol Nurofiq, Menteri/Kepala Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Republik Indonesia, usai menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Ed Miliband, Secretary of State for Energy Security and Net Zero Inggris.

Penandatanganan MoU antara KLH/BPLH dan Department for Energy Security & Net Zero (DESNZ) Inggris menjadi tonggak penting penguatan diplomasi hijau Indonesia di panggung global.

Kesepakatan ini menegaskan komitmen kedua negara untuk mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon, berkeadilan, dan berketahanan iklim.

“Kami bangga bermitra dengan Indonesia—negara dengan komitmen kuat terhadap pembangunan rendah karbon dan perlindungan hutan tropis. Kolaborasi ini akan mempercepat transisi menuju nol emisi bersih dan memperkuat integritas aksi iklim global,” ujar Ed Miliband, seraya menegaskan kepercayaan Inggris terhadap peran kepemimpinan Indonesia di bidang lingkungan dan tata kelola karbon.

BACA JUGA:Japan Mobility Show 2025: Toyota Tegaskan Komitmen Menuju Mobilitas Ramah Lingkungan dan Netral Karbon

Menteri Hanif lebih lanjut menegaskan bahwa MoU ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kolaborasi aksi iklim global.

"Solusi berbasis alam dan teknologi harus berjalan beriringan untuk menurunkan emisi secara signifikan,” tambah Menteri Hanif Faisol Nurofiq. Menteri Hanif menekankan bahwa kemitraan ini tidak bersifat simbolis, melainkan akan segera diimplementasikan melalui pertukaran pengetahuan, proyek bersama, dan pelatihan teknis lintas lembaga dan daerah.

Kerja sama Indonesia–Inggris ini mencakup penguatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, tata kelola karbon yang transparan, serta integrasi pembangunan rendah karbon di berbagai level pemerintahan.

BACA JUGA:RI Borong Keuntungan Besar di AZEC! Airlangga: Pintu Dana Transisi Energi dan Pasar Karbon Raksasa Terbuka Lebar

Kedua negara juga sepakat membentuk Joint Steering Committee (JSC) untuk memastikan koordinasi, pemantauan, dan evaluasi program berjalan efektif dan berkelanjutan.

Melalui JSC, KLH/BPLH akan berperan aktif mendorong sinergi antar kementerian, lembaga riset, dan pemerintah daerah, serta memperluas kerja sama teknologi rendah emisi dan investasi hijau yang selaras dengan Paris Agreement dan Agenda 2030 Sustainable Development Goals.

Dalam catatan bilateral, Inggris menyatakan ketertarikan besar terhadap kerja sama mitigasi di sektor energi, Forestry and Other Land Use (FOLU), serta tata kelola karbon yang mendukung rantai pasok global berkelanjutan.

BACA JUGA:Dokter Paru Ungkap Bahaya Gas Karbon Monoksida yang Diduga Telah Racuni Pasutri di Solok

Sebaliknya, Indonesia menegaskan fokus pada pengembangan Undang-Undang Perubahan Iklim, penguatan pasar karbon berintegritas tinggi, pengembangan biodiversity credits, serta fasilitasi pertemuan seller–buyer karbon untuk memperluas akses perdagangan karbon internasional yang kredibel.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads