bannerdiswayaward

Dokter Paru Ungkap Bahaya Gas Karbon Monoksida yang Diduga Telah Racuni Pasutri di Solok

Dokter Paru Ungkap Bahaya Gas Karbon Monoksida yang Diduga Telah Racuni Pasutri di Solok

Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan bahwa gas karbon monoksida (CO) adalah gas yang sangat beracun karena sifatnya yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.-Freepik.com-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Tragedi bulan madu yang menimpa pasangan suami istri (pasutri) di sebuah glamping di kawasan Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, yang mengakibatkan sang istri, Cindy Desta Nanda (28), meninggal dunia dan suaminya, Gilang Kurniawan (28), kritis, diduga kuat disebabkan oleh keracunan gas karbon monoksida (CO).

Dugaan awal mengarah pada kebocoran gas atau pembakaran tidak sempurna dari pemanas air (water heater) LPG yang terletak di dalam kamar mandi dengan ventilasi yang tidak memadai.

BACA JUGA:KPK Panggil 4 Saksi Dalam Kasus Dugaan Korupsi Anoda Logam Antam

BACA JUGA:Kemenkes Bawa Teknologi AI ke Dunia Medis: Fokus untuk 5 Penyakit Ini

Menanggapi kejadian tragis ini, Prof Tjandra Yoga Aditama selaku Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia  (PDPI) angkat bicara mengenai bahaya laten dari gas yang dikenal sebagai 'pembunuh senyap' ini.

Karbon Monoksida: Musuh Tak Berwarna, Tak Berbau

Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan bahwa gas karbon monoksida (CO) adalah gas yang sangat beracun karena sifatnya yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

BACA JUGA:Seluruh SPPG Belum Kantongi Sertifikat Halal, Babe Haekal: Masih Proses Pelatihan Kepala Dapur

BACA JUGA:Sertijab Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Sampaikan Harapan ke Amran

"Pertama, karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau ("odorless"), tidak berasa ("tasteless") dan tidak berwarna ("colourless")," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Disway.id, Senin 13 Oktober 2025.

Lebih lanjut, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan gas karbon monoksida 200 kali lebih kuat dibandinv oksigen.

Apabila ikatan CO ke darah sangat kuat, hemoglobin tidak lagi bisa membawa oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya, otak dan organ vital lainnya mengalami hipoksia (kekurangan oksigen) parah.

"Afinitas gas CO adalah lebih 200 kali lebih kuat daripada O2 untuk berkawan dengan Hemoglobin," tutur Prof. Tjandra.

BACA JUGA:Kasus Influenza Meroket, Obat Batuk Pilek Laku Keras di Apotek

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads