Perubahan Iklim Ancam Bumi, Perusahaan Wajib Bertanggung Jawab dengan Kampanye Bisnis Hijau

JAKARTA, DISWAY.ID - Krisis iklim kian mengkhawatirkan.

Fenomena gelombang panas, banjir, hingga kekeringan menjadi bukti nyata bahwa perubahan iklim bukan lagi isu global semata, tetapi juga ancaman bagi kehidupan sehari-hari.

Dalam kondisi ini, dunia usaha dituntut mengambil peran aktif melalui penerapan praktik bisnis hijau.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia Hadapi Perubahan Iklim dan Krisis Kesehatan di KTT BRICS

Direktur Utama PT IDSurvey (Persero), Arisudono Soerono, menegaskan bahwa green business kini menjadi syarat wajib bagi perusahaan, bukan sekadar pilihan.

“Green business itu penting, bukan tren. Ini kebutuhan mendesak untuk masa depan. Perusahaan adalah pengguna sekaligus penghasil emisi besar, sehingga harus ikut bertanggung jawab,” ujarnya dalam acara Katadata SAFE 2025 di Jakarta, Rabu 10 September 2025.

IDSurvey menghadirkan tiga pilar utama layanan Green Business.

BACA JUGA:Begini Bunda Cara Cegah Anak Rentan Sakit karena Perubahan Iklim, Penuhi Nutrisi

Pertama, dekarbonisasi untuk menekan emisi karbon. Kedua, eco-framework yang mendorong efisiensi sumber daya dan kepatuhan lingkungan.

Ketiga, ESG & sustainability sebagai panduan keberlanjutan jangka panjang.

Tak hanya itu, IDSurvey juga memanfaatkan teknologi berbasis sains.

Data laboratorium dikonversi ke format digital dan diintegrasikan dengan peta polusi satelit untuk deteksi dini serta pengendalian emisi lebih efektif.

Inovasi ini sudah menghasilkan capaian nyata, salah satunya proyek limbah cair kelapa sawit (POME) menjadi biogas yang mampu menghasilkan 33,7 ribu ton CO₂e carbon credit melalui IDXCarbon.

BACA JUGA:Hari Bumi 2025, 8 dari 10 Orang Indonesia Peduli Perubahan Iklim

Sumber: