Batang Kuranji

Batang Kuranji

--

Kalau di Sumut ada persoalan di DAS sungai Batang Toru, di Sumbar ada masalah yang sama: di DAS sungai Batang Kuranji.

Sungai Batang Kuranji juga pendek. Lebih pendek dari Batang Toru. Hanya 34 km. Tipe sungai yang mengalir ke Samudera Hindia tidak ada yang panjang. Hulu mereka sama: pegunungan bukit barisan.

Maka sungai Batang Kuranji juga sangat terjal. Aliran airnya deras. Berbahaya. Setiap banjir, banjirnya bandang. Padahal muara sungainya di kota Padang yang padat penduduk.

Sudah sering ada jembatan hanyut di sepanjang Batang Kuranji. Tapi di banjir bandang akhir November lalu yang hanyut bukan hanya jembatan. Yang hanyut adalah kampung. Yakni kampung Batu Busuk. Tidak jauh dari Kampus Universitas Andalas.

Karena dekat kampus, banyak sekali bangunan kos-kosan di kampung itu. Semua diterabas banjir bandang. Airnya tercampur potongan kayu –termasuk kayu gelondongan.

Tadi malam saya bersama Agus Salman di Jakarta. Ia orang dari kampung sebelah Batu Busuk: Koto Tuo. Istrinya masih tinggal di sana. Waktu hujan turun sudah lebih tiga hari sang istri meneleponnya: "ini hujan tidak berhenti-henti". Ketika banjir bandang melanda Batu Busuk, sang istri terus memberi tahu soal bencana di kampung itu.

Sungai Batang Kuranji pun kini berubah di hilirnya. Di Batu Busuk. Di kota Padang. Akibat banjir bandang, sungai itu lebarnya menjadi bertambah-tambah. Kini menjadi sekitar 100 meter –dari awalnya sekitar 20 meter. Sudah sulit membedakan mana sungai mana daratan.

Memang sebelum banjir bandang pun dasar sungai itu sudah nyaris sejajar dengan tanah kampung kanan-kirinya. "Waktu saya kecil sungai ini dalam sekali. Saya bisa terjun bebas dari atas jembatannya," ujar Agus yang kini berumur 50 tahun.

Lahar gunung Merapi terus terbawa hujan ke sungai itu. Pasirnya ikut mengalir di Batang Kuranji. Membuat sungai kian dangkal. Akhirnya rata dengan tanah kanan-kirinya.

Gunung Merapi memang masih aktif. Ini berbeda dengan gunung di Hulu Batang Toru.

Pemerintah sudah merencanakan membangun dam-dam penahan lahar itu. Tapi baru satu yang sudah terwujud. Yang enam berikutnya masih dalam rencana jangka pendek.

Tapi banjir bandang seperti tahu ada rencana itu. Lalu mendahuluinya. Akibatnya begitu parah. Korban terbanyak di Sumbar ada di DAS sungai Batang Kuranji ini.

Saat menghadiri Disway Awards di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City kemarin, Ketua DPD RI Sultan B. Najamuddin saya minta memimpin doa untuk korban bencana Sumatera. Sultan orang Sumatera. Ayah-bundanya Minang-Bengkulu.

Sultan adalah orang yang mensponsori RUU perubahan iklim di Indonesia. RUU itu sudah masuk Prolegnas, tapi masih harus antre panjang di DPR. Seolah banjir bandang juga tahu ada RUU itu lalu mendahuluinya.

Banjir Aceh, Sumut, dan Sumbar begitu besarnya. Hari-hari ini banjir itu sudah surut –jangan-jangan begitu juga semangat mempersoalkan penyebabnya. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 4 Desember 2025: Main Kayu

rid kc

Yang benar hujan 3 hari berturut-turut atau 7 hari berturut-turut. Menurut keterangan BMKG, hujan 3 hari berturut-turut tgl 25-27 Nopember 2025 dengan curah hujan sangat tinggi. Volume hujan sehari sama dengan volume hujan 1.5 bulan. Rata-rata volume hujan di Aceh 288 mm dalam sebulan sementara menurut BMKG volume hujan sehari kemarin 388 mm artinya volume hujan 1.5 bulan ditumpahkan dalam sehari dan itu selama 3 hari tanpa jeda. Bisa dibayangkan hujan selama 1.5 bulan ditumpahkan dalam sehari. Pohon, tanah dan aliran sungai jelas tidak mampu menampung banyaknya air hujan yang turun. Wajar jika terjadi banjir dan longsor. Kalau mau lebih teliti lagi kemampuan setiap pohon untuk menyerap air hujan berapa kubik, kemampuan tanah untuk menyimpan air hujan berapa kubik silahkan dihitung. 

Murid SD Internasional

Laporan langsung dari Aceh Tamiang, 3 Desember 2025.

Instagram @miaamaanda

Kondisi hari ke-9, Rabu 3 Desember 2025, tepat hari kemarin.

1. KELAPARAN (BUTUH PANGAN, MAKANAN/MINUMAN)

Masih banyak yang belum makan. Ada yang 4 hari hanya makan 1 buah pisang, bayi belum kana, ada yang hanya makan nasi segenggam, bahkan minum air lumpur.

2. KEDINGINAN (HIPOTERMIA), BUTUH TENDA & SELIMUT

Banyak yang tidur di jalan & jembatan hanya beralas kain. Padahal kondisinya tadi malam hujan deras lagi sampai pagi.

3. POSKO BANTUAN MINIM & TIDAK BERFUNGSI

Satu desa hanya mendapat 1 karung beras (lokasi Payabedi). Ada posko yang didobrak warga yang di dalamnya penuh tenda & perlengkapan tapi sudah berhari-hari tidak dibagikan.

4. BANTUAN TIDAK MERATA & SANGAT LAMBAT

Sebagai penyintas Tsunami Aceh 2004, ada perbedaan besar. Dulu bantuan datang di hari yang sama: makanan kaleng, dapur umum tentara, besoknya heli menurunkan makanan, minuman, tenda, pakaian, dll. Sekarang sudah hari ke-9 pasca kejadian, masih banyak yang kelaparan.

5. KESULITAN AIR BERSIH

Sudah hari ke-9 listrik padam. Air hanya mengandalkan genset, tapi bensin sangat langka.

6. BUTUH BENSIN

Untuk cari makan dan menyalakan genset.

7. BUTUH PAKAIAN BERSIH & SENDAL

Banyak yang menyelamatkan diri hanya dengan baju yang melekat di badan.

8. BUTUH OBAT-OBATAN

Untuk dewasa, anak-anak, dan bayi.

Gregorius Indiarto

Kuliah perikanan; kerja dan cari rejeki dari perikanan. 

Kuliah pertambangan; kerja dan cari rejeki di tambang. 

Kuliah pertanian; cari kerja dan rejeki di pertanian.

Pun kuliah di kehutanan, akan mencari rejeki di hutan. 

Sebenarnya tidak ada yang salah, kecuali dilakukan dengan SERAKAH. 

Serakah; dengan memberi ijin berlebihan. 

Atau jangan jangan tanpa ijin?! 

Juve Zhang

Kebun sawit tumbuh subur di curah hujan tinggi...makanya Sumut Aceh Selatan banyak kebun sawit....jika anda melestarikan hutan kurangi makan gorengan itu pemakai minyak sawit terbesar juga mengurangi resiko penyakit jantung dan saluran darah tersumbat.......ibu ibu bangga belanja minyak sawit lima plastik gede....dia gak tahu itu minyak sawit bahaya bagi jantung dan kelestarian lingkungan hidup. Mari hidup sehat kurangi beli minyak sawit....anda tetap hidup dan sehat dengan makan seperti lotek...lodeh...sayur asem...dlll

Lagarenze 1301

Santai Sejenak. 

Banjir besar melanda dan seorang pria yang sangat taat terjebak di rumahnya. 

Saat air mulai menggenangi lantai, truk datang. 

"Ayo, naik," desak pria di dalam truk kepada pemilik rumah. 

"Tidak, tidak. Tuhan akan mencukupi kebutuhanku," jawabnya. 

Ketika air semakin tinggi, perahu datang. 

"Naik ke sini. Kami akan membawa Anda ke tempat yang aman," kata regu penyelamat. 

"Tidak, tidak. Tuhan akan menjagaku," jawabnya. 

Beberapa saat kemudian, ketika air sudah sangat tinggi dan pria itu terpaksa naik ke atap, helikopter datang. 

Tali diturunkan dan pria itu diminta bergelantungan. Ia kembali menolak. 

"Tidak, tidak. Tuhan akan menyelamatkanku," ujarnya. 

Waktu berlalu. Tragis, pria itu akhirnya tewas tenggelam. 

Di gerbang akhirat, ia bertemu malaikat dan bertanya, "Mengapa Tuhan tidak menyelamatkanku?" 

Malaikat menjawab, "Kepada kamu telah dikirimkan truk, kapal, dan helikopter. Apa lagi yang kamu harapkan?”

Lukman Nugroho

Ditengah bencana, ada yang secara telanjang sudah berani mengambil kayu gelondongan itu. Separah itukah standar moral dinegeri ini. Dan kenapa pula aparat diam seolah tak berdaya?

Jangan heran, jika dalam sepekan kemudian, sebulan lagi mereka akan kian berani untuk terus membabat hutan.

Mustahil pejabat tidak mengetahuinya. Atau jangan-jangan, merekalah yang justru menjadi pelindung dalam bisnis gelap perusak lingkungan.

Murid SD Internasional

POLA KESAMAAN

Sumatera Utara: faktor hulunya tambang, PLTA, sawit, pulp, dengan dampak hilir Sibolga dan Tapteng tertutup lumpur tinggi dan ribuan gelondongan kayu besar. 

Sumatera Barat: faktor hulunya perkebunan sawit dan pembalakan, dampak hilirnya nagari-nagari hilang, desa-desa lenyap, jalan nasional tertutup.

Aceh: faktor hulunya tambang ilegal dan pembalakan liar, dampak hilirnya desa-desa hilang, sebagian besar tertutup lumpur setinggi 2-3 meter, listrik padam, ribuan pengungsi.

Isu utama:

1. Deforestasi masif -- hilangnya tutupan hutan alami membuat tanah tidak mampu menahan debit air hujan ekstrem.

2. Sedimentasi dan kayu gelondongan -- limbasan dari pembalakan dan perkebunan memperparah banjir bandang.

3. Konflik tata ruang -- proyek energi dan tambang berada di kawasan ekosistem Batang Toru yang sensitif.

4. Relasi hulu hilir -- aktivitas ekstraktif hulu dianggap berkontribusi langsung pada bencana di hilir.

Murid SD Internasional

PERKIRAAN JUMLAH GELONDONGAN KAYU

Total berada di angka estimasi 700 ribu batang kayu gelondongan, sebaran terbesar di pesisir Padang, dan di aliran dan koridor sungai di Batang Toru-Sibolga.

Variasi ukuran, antara 3-6 meter, bertumpuk rapat di jembatan, tepi sungai, garis pantai, sehingga kepadatan per kilometer bisa sangat tinggi di titik kritis.

Volume indikatif: 700.000 batang, panjang rata-rata 4-6 cm, diameter 20-25 cm. Distribusi terpadat di bantaran sungai hulu-hilir Batang Toru dan sepanjang garis pantai Padang, serta sejumlah muara di Aceh.

Karakter material: banyak log tampak terpotong mesin (rata dan rapi), sebagian bercampur lumpur dan puing, tersangkut di jembatan dan struktur pantai; otoritas setempat menyatakan korelasi dengan pembukaan lahan yang tidak ditangani tuntas.

Konsekuensi teknis: beban struktural pada jembatan, hambatan aliran sungai, risiko keselamatan, dan potensi polusi jika 700.000 batang kayu gelondongan tersebut dibiarkan membusuk.

Harus segera dilakukan segmentasi zona, dengan pemetaan prioritas, zonasi kerja dengan akses tersulit, dan output rencana harian per zona dengan target kubikasi plus moda angkatnya sekaligus rute keluarnya

Johannes Kitono

Penalti.

Dalam permainan sepak bola. Tim dan pemain yang main kayu pasti kena penalti wasit. Nah dalam kasus banjir di Sumatera memang dilema. Para pemain sudah tahu aturan. Hutan  produksi mana yang boleh ditebang tapi hutan alam penyangga banjir juga disikat bersih. Kalau pemegang konsesi juga petinggi negeri itu. Para pejabat didaerah pasti takut menindaknya. Membiarkan pembalakkan liar terjadi. Begitu hujan dan badai lewat disana. Terjadilah apa yang kita saksikan hari ini. Banjir bandang dan rakyat kecil harus tanggung risikonya. Akibat konsesi hutan milik petinggi main kayu yang tidak di Penalti. Lucu dan sangat tidak bermoral. Ada Menteri yang manfaatkan penderitaan rakyat. Dengan pura pura memikul beras 5 a 10 untuk pencitraan. Bukannya mencari solusi. Bagaimana mengatasi banjir yang pasti akan terulang lagi. Tentu kebun sawit yang ada tidak perlu di potong habis. Harus cari tanaman tumpang sari diantara jarak tanam 9 meter. Di Fakultas Kehutanan Universitas IPB. Banyak pakar yang siap memberikan konsultasi. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.

Murid SD Internasional

TINGGI RENDAMAN LUMPUR

1. Sibolga, Tapteng (Sumatera Utara): 3-5 meter di beberapa titik pemukiman.

2. Pasaman Barat, Agam (Sumatera Barat): lumpur setinggi 2-4 meter menutup nagari dan jalan nasional.

3. Aceh Timur, Aceh Selatan, lumpur pekat membenamkan desa hingga 3 meter, bahkan membenamkan rumah sampai atap.

METODE PEMBERSIHAN LUMPUR

1. Mechanical Excavation -- long reach, bulldozer, wheel loader -- membutuhkan akses jalan, biaya tinggi, risiko merusak infrastruktur.

2. Hydraulic Flushing -- water jet high-pressure, fire truck -- membutuhkan banyak air, risiko pencemaran jika lumpur bercampur limbah.

3. Kombinasi -- lunakkan lumpur dengan water jet, tahap akhir dikeruk dengan excavator dan loader, lalu diangkut truk. Untuk lokasi sempit solusi skid steer loader + pompa portable.

ALAT BERAT & TEKNOLOGI

- Excavator Long Reach 250 unit

- Bulldozer D6/D8 200 unit

- Wheel loader 300 unit

- Pompa high-pressure (>1.000L/min) 500 unit

- Skid steer loader 200 unit

- Dump truck 30 ton 1.200 unit

- Water jet/fire truck 150 unit

Estimasi total pengerjaan 60 hari, total biaya Rp1,1 triliun, tergantung akses, cuaca, dan volume lumpur.

Volume lumpur diperkirakan 70 juta meter kubik (akumulasi di 3 provinsi).

Durasi kerja total, jika akses baik, 50 hari kerja non-stop (3 shift), skenario terburuk jika hujan dan sulit akses maksimal 90 hari.

Prioritas: 

Minggu 1-2, buka akses jalan & jembatan

Minggu 3-6, bersihkan pemukiman & fasilitas vital

Minggu 7-12, normalisasi sungai & pesisir

Murid SD Internasional

SKENARIO DAPUR UMUM TERPUSAT (28 DAPUR BESAR) UNTUK 100.000 PORSI PER HARI

- Kompor industri 168 unit Rp1,1 miliar

- Peralatan masak berat Rp150 juta per dapur x 28 = Rp4,2 miliar

- LPG 12 kg Rp220rb / tabung x Rp7.000 = Rp1-2 miliar

- Transport & handling LPG Rp200-300 juta per bulan (3 provinsi)

Grand Total 1 bulan Rp5,97 miliar hingga 11,3 miliar

Pros: lebih efisien, menu massal hemat energi (nasi, lauk berkuah, sayur rebus), menekan konsumsi LPG per porsi.

Cons: potensi kebocoran gas di dapur, potensi kebakaran, harus dimitigasi.

Jika akses LPG lancar, prioritaskan dapur umum, tambah buffer kapasitas hingga 140.000 porsi / hari. 

Jika wilayah terpencil, kirim paket kompor keluarga + 2 tabung 3 kg per bulan + monitoring kebocoran.

Sumber: Tirto.ID

Murid SD Internasional

RINCIAN KEBUTUHAN KOMPOR, GAS, REGULATOR + SELANG, TABUNG LPG 3 KG

Kompor gas satu tungku 12.500 unit, regulator + selang 12.500 set, dan tabung LPG 3kg 25.000 tabung.

Estimasi biaya:

- Total unit kompor gas Rp5,6 miliar

- Total regulator & selang Rp1,9 miliar

- Total LPG 3kg Rp750 juta

Grand Total 1 bulan Rp8,3 miliar

Murid SD Internasional

RINCIAN KEBUTUHAN PANGAN (HARIAN) & SANDANG UNTUK 50.000+ JIWA PENGUNGSI UNTUK 30 HARI KE DEPAN

- 600 ton beras

- 90 ton protein

- 300 ton sayur

- 150 ton buah

- 4 juta liter air minum

- 100.000 stel pakaian ganti

- 100.000 selimut. 

Estimasi biaya Rp35 miliar. Untuk 30 hari.

Murid SD Internasional

ESTIMASI PEMBANGUNAN RUMAH BARU UNTUK 50.000 JIWA PENGUNGSI

Asumsi Dasar

- Populasi terdampak: 50 ribu jiwa, diasumsikan seluruhnya kehilangan rumah.

- Satuan hunian: 1 rumah untuk 1 KK.

- Rata rata anggota keluarga: 4-5 jiwa per keluarga.

- Buffer cadangan: 10% untuk keluarga besar, lansia tunggal, penyandang disabilitas, dan relokasi permanen.

Rekomendasi angka kerja untuk Kementerian PUPR

- Angka acuan praktis 4 jiwa per KK dengan buffer 10%, berarti didapat angka 12.500 KK, dengan total 13.750 unit rumah, termasuk cadangan 10%. 

- Alternatif konservatif (lebih aman): 14.500 unit rumah untuk mengantisipasi keluarga kecil, rumah tangga tunggal, dan kebutuhan khusus.

Implementasi Ringkas

- Tipologi Hunian: huntara dengan modular rangka baja ringan atau panel RISHA untuk percepatan, huntap rumah inti 36-45 meter persegi yang bisa dikembangkan bertahap.

- Fase Pembangunan: fase 1 maksimal 3 bulan dengan 70% terbangun huntara di lokasi aman, fase 2 maksimal 12 bulan dengan konversi ke huntap sesuai site plan dan kesiapan lahan.

Estimasi Biaya

- Standar huntara modular Rp100 juta per unit

- Standar huntap sederhana Rp175 juta per unit

Total Biaya

- Huntara 9.500 unit @Rp100 juta = RpRp950 miliar

- Huntara 13.750 unit @Rp175 juta = Rp2,4 triliun

- Infrastruktur pendukung (jalan, air, listrik, sanitasi) Rp700 miliar

Grand Total Biaya kurang lebih Rp4 triliun, untuk keseluruhan program hunian darurat + hunian tetap.

Liáng - βιολί ζήτα

Global Forest Products Facts and Figures (data tahun 2015) : 

1. Amerika Serikat, menghasilkan sekitar 360 juta meter kubik kayu bulat. 

2. Rusia, menghasilkan sekitar 190 juta meter kubik kayu bulat. 

3. Tiongkok, menghasilkan sekitar 160 juta meter kubik kayu bulat. 

4. Kanada, menghasilkan sekitar 150 juta meter kubik kayu bulat. 

5. Brazil, menghasilkan sekitar 130 juta meter kubik kayu bulat.

Anda dapat membayangkan berapa banyak pohon yang ditebang - pada area seberapa luas. 

Nah..... ini cocok sebagai "tugas" untuk Adik kita yang masih sekolah (Murid SD Internasional) :

● ayo..... mengapa tidak ada "cerita tanah longsor" di negara-negara penghasil kayu bulat terbesar di dunia tersebut, ketika hujan lebat berhari-hari ?? 

● kira-kira..... bagaimana "management" hutan industri mereka, bisa produktif tetapi minim risiko bencana lingkungan ?? 

* Adik (Murid SD Internasional)..... tugas ini mesti selesai paling lambat pukul 6 sore waktu Indonesia. Kalau tidak selesai, jangan harap bakalan naik kelas..... wkwkwkwkwk.....

Thamrin Dahlan YPTD

Kosentrasi pemulihan. Omon omon dikurangi bahkan kalau bisa dihentikan. Saling tuduh saling menyalahkan toh sudah kejadian. Fokus memberi bantuan apakah hanya cukup dengan tulisan. Kayu siapa main kayu akan merasakan akibatnya…

Gregorius Indiarto

Nonton drama. 

Para wakil rakyat memanggil menteri terkait banjir bandang dan longsor di Sumatera. 

Setelah nya, para menteri akan memangil pengusaha yang diduga melakukan pembalakan liar. 

Diduga kata menteri, pasti kata saya. 

Kapolri pun akan mengusut tuntas pembalak liar. 

Typo : Drama = "berita”

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 144

  • Tuah
    Tuah
  • Murid SD Internasional
    Murid SD Internasional
    • Aku dan kita Official
      Aku dan kita Official
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Aku dan kita Official
      Aku dan kita Official
  • Pak De Kumis
    Pak De Kumis
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Thamrin Dahlan YPTD
    Thamrin Dahlan YPTD
  • mario handoko
    mario handoko
  • Ja'far Syahidan
    Ja'far Syahidan
    • Ja'far Syahidan
      Ja'far Syahidan
    • Muhammad Zainuddin
      Muhammad Zainuddin
    • Wilwa
      Wilwa
    • Ja'far Syahidan
      Ja'far Syahidan
    • Tv Tcl
      Tv Tcl
  • Redaktur Harian Senja
    Redaktur Harian Senja
    • Redaktur Harian Senja
      Redaktur Harian Senja
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Redaktur Harian Senja
    Redaktur Harian Senja
    • Redaktur Harian Senja
      Redaktur Harian Senja
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Redaktur Harian Senja
    Redaktur Harian Senja
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Wilwa
      Wilwa
  • Dahlan Batubara
    Dahlan Batubara
    • Wilwa
      Wilwa
  • Em Ha
    Em Ha
    • Bahtiar HS
      Bahtiar HS
  • Kak Idam
    Kak Idam
  • Ja'far Syahidan
    Ja'far Syahidan
    • Ja'far Syahidan
      Ja'far Syahidan
    • Ja'far Syahidan
      Ja'far Syahidan
    • Bahtiar HS
      Bahtiar HS
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • JedaSejenak dot Com
    JedaSejenak dot Com
  • pak tani
    pak tani
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • ra tepak pol
      ra tepak pol
    • Wilwa
      Wilwa
    • ra tepak pol
      ra tepak pol
    • Wilwa
      Wilwa
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • ra tepak pol
      ra tepak pol
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • ra tepak pol
      ra tepak pol
    • ra tepak pol
      ra tepak pol
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • Johannes Kitono
      Johannes Kitono
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Wilwa
      Wilwa
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
    • Jo Neca
      Jo Neca
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Wilwa
    Wilwa
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Wilwa
      Wilwa
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Pryadi
    Pryadi
    • Pryadi
      Pryadi
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • DeniK
    DeniK
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Wilwa
    Wilwa
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Tivibox
    Tivibox
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Wilwa
      Wilwa
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Taufik Hidayat
    Taufik Hidayat
  • Sugi
    Sugi
  • Maman Lagi
    Maman Lagi
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • riansyah harun
    riansyah harun
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Aspar Koto
    Aspar Koto
    • ZULKIFLI ZULKIFLI
      ZULKIFLI ZULKIFLI
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Tom Rusdi
    Tom Rusdi
  • Achmad “Yoming Afuadi” Fuadi
    Achmad “Yoming Afuadi” Fuadi
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • alasroban
    alasroban
  • Ismail Lutan
    Ismail Lutan
  • Ismail Lutan
    Ismail Lutan
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Kujang Amburadul
    Kujang Amburadul
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • DeniK
    DeniK
  • Hasyim Muhammad Abdul Haq
    Hasyim Muhammad Abdul Haq
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Hasyim Muhammad Abdul Haq
    Hasyim Muhammad Abdul Haq
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • alasroban
    alasroban
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • satria tomat
    satria tomat
  • satria tomat
    satria tomat
  • Hasyim Muhammad Abdul Haq
    Hasyim Muhammad Abdul Haq
  • satria tomat
    satria tomat
  • ra tepak pol
    ra tepak pol
    • ra tepak pol
      ra tepak pol
  • satria tomat
    satria tomat
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN