Transaksi Kredit Karbon dari PLTP dan PLTBg Pertamina Capai 37 Ribu Ton C02e di COP30

Transaksi Kredit Karbon dari PLTP dan PLTBg Pertamina Capai 37 Ribu Ton C02e di COP30

Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina Agung Wicaksono mewakili Pertamina NRE melakukan signing dokumen Carbon Credit Trading bersama beberapa mitra bisnis di Paviliun Indonesia pada acara Conference of the Parties COP30 Brasil Amazonia-Dok.Pertamina-

BRASIL, DISWAY.ID -- PT Pertamina (Persero) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi bisnis dan produksi produk rendah karbon.

Di ajang konferensi internasional untuk perubahan iklim COP30 di Belèm, Brasil, Pertamina hadir di sesi “Seller Meet Buyer” yang menjadi salah satu wadah perdagangan karbon di tingkat global.

“Kehadiran Pertamina untuk memanfaatkan peluang di COP30 terutama di Paviliun Indonesia salah satunya seller meet buyer yang merupakan platform pertemuan penjual dan pembeli kredit karbon,” ujar Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis  PT Pertamina (Persero), Agung Wicaksono di sela-sela KTT – COP30, Belèm, Brasil (12/11).

BACA JUGA:Katalog Promo JSM Indomaret Terbaru 14-16 November 2025, Harga Minyak Goreng Filma-Sania Mulai Rp38 Ribuan

BACA JUGA:LAKUEMAS Ajak Masyarakat Melek Investasi Lewat Acara Golden Days di Cempaka Putih

Pada forum dunia tersebut, Pertamina telah berhasil melakukan transaksi penjualan karbon sebanyak 37 ribu ton CO2e kedua institusi perbankan yakni Bank Mandiri dan CIMB Niaga.

Kredit karbon tersebut berasal dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Sei Mangkei di Sumatra Utara dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong di Sulawesi Utara.

Hal ini menambah total pencapaian kumulatif, setelah sebelumnya Pertamina berhasil menjual 846rb ton CO2e (setara 3 juta USD) sejak September 2023.

Terkait perdagangan karbon, kata Agung, Pertamina menyiapkan langkah-langkah untuk menangkap peluang di pasar karbon.

Saat ini, Pertamina telah menyiapkan internal carbon pricing untuk memudahkan keputusan-keputusan investasi serta memperhitungkan nilai ekonomi karbon di dalamnya yang dapat mendorong bisnis rendah karbon dan efisiensi energi. Dengan itu, Pertamina dapat mengembangkan banyak proyek energi baru terbarukan atau proyek yang berbasis bahan baku ramah lingkungan seperti Geothermal. 

BACA JUGA:Sektor Transportasi dan Pergudangan Tumbuh 8,62 Persen, Sumbang Rp1.500 Triliun ke PDB Nasional

BACA JUGA:Pertamina Perkuat Bisnis Peserta UMK Academy 2025 Lewat Pelatihan Tematik

“Pertamina punya banyak proyek geothermal. Dari proyek-proyek geothermal tersebut, proyek-proyek energi baru terbarukan lainnya seperti PLTBg, maupun yang berbasis nature based solution seperti penghijauan kembali itu bisa menghasilkan karbon kredit,” imbuh Agung.

Pertamina lanjutnya, akan melakukan mekanisme Measurement Registration Verification (MRV) untuk memastikan proyek energi baru terbarukan tersebut valid dan diakui baik di pasar domestik maupun pasar global, sehingga nantinya perusahaan bukan hanya mendapatkan pendanaan, tetapi juga proyek-proyek yang menghasilkan energi yang ramah lingkungan.  

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads