JAKARTA, DISWAY.ID - Sedikitnya enam warga Puncak, Papua meninggal dunia akibat bencana kekeringan yang melanda di tiga Kabupaten, yaitu di Distrik Agandugume, Distrik Lambewi dan Distrik Oneri.
"Ada enam warganya meninggal akibat fenomena alam kekeringan yang melanda dua distrik yakni Lambewi dan Agandugume," kata Bupati Puncak, Papua, Willem Wandik.
"Muntaber yang diderita oleh masyarakat akibat kekeringan ini sudah cukup parah, ada yang sampai mengeluarkan darah," sambungnya.
BACA JUGA:PBB Ungkap Partai Buruh Juga Siap Dukung Pemenangan Prabowo Sebagai Capres di Pilpres 2024
Hal ini diperparah dengan akses menuju daerah pusat bencana kekeringan itu yang sangat sulit, sehingga menyebabkan petugas kesulitan menjangkau daerah itu.
"Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi memang dianggap rawan keamanannya, sehingga hampir selama tiga minggu petugas kesulitan menjangkau daerah itu baik dari darat maupun dari udara," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Puncak, Papua Tengah, menetapkan status Tanggap Darurat di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi selama dua bulan.
Hal ini akibat bencana kekeringan yang menimpa sekitar 7.000 jiwa.
BACA JUGA:Kabupaten Garut Kembali Diguncang Gempa 3.1 Magnitudo
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak, sebanyak 3.000 jiwa terdampak di Distrik Agandugume.
Sementara 4.000 jiwa di Distrik Lambewi terdampak bencana kekeringan ini.
Rincian Korban Meningga Dunia
Dari enam korban, tiga meninggal dunia di Agandugume atas nama Yenis Telenggen (38). Yenis menderita panas dalam, sariawan, bibir pecah, BAB bercampur darah dan lendir.
Kemudian, Yemima Murib (42) menderita sakit kepala dan Ater Tabuni (46) mengalami kelelahan saat kekeringan.
BACA JUGA:Begini Cara Download Lagu MP3 dari Youtube Pakai Savefrom, GRATIS Buruan Serbu!