"Begitu gagal kita cari jalan, satu satunya jalan adalah pengangkatan Yenny sebagai sekjen itu tidak sah, karena Yenny diangkat bukan muktamar, Yenny diangkat sebagai Sekjen di tengah jalan. Pergantian itu lah berkonsekuensi agak ribet segala macam," sambungnya.
BACA JUGA:PKB Ungkap Golkar Tak Berpengaruh Besar Jika Gabung Dengan Gerindra: Tak Ada Efek Kejut
Dengan cara itulah, KPU akhirnya menerima PKB untuk bisa ikut dalam pemilu.
Saat itu, Lukman Hadi menjabat sebagai Sekjen PKB mengganti Yeni Wahid.
"Dari situ lah penggantian Sekjen Yenny kepada Sekjen yang asal, namanya Lukman Hakim, di situ KPU menerima, akhirnya sah bisa ikut pemilu. Tapi udah remuk kita," katanya.
Setelah PKB mengalami fase nyaris hancur lebur dan gagal mendaftar sebagai peserta pemilu, Gus Dur lantas memanggil Cak Imin.
Cak Imin mengatakan, Gus Dur merasa kaget lantaran Cak Imin mau diberhentikan dengan ikhlas sebagai ketua umum PKB.
"Gus Dur manggil saya, 'Saya gak nyangka kamu mau saya berhentikan, ya sudah kamu buat surat pengunduran diri sekarang, ini sudah ada drafnya'. Siap saya tanda tangan surat pengunduran diri, agar semua smooth," katanya.
"Apa yang terjadi? 'Surat saya terima min, tapi tolong kamu sendiri yang simpan, nanti kamu keluarkan kalau benar-benar saya butuhkan'. Sampai hari ini, tidak pernah diminta Gus Dur, surat itu ada di tempat saya," pungkas Cak Imin.
Cak Imin mengatakan sampai saat ini surat pengunduran diri tersebut tidak pernah diminta kembali oleh Gus Dur.
"Sampai hari ini tidak pernah diminta Gus Dur surat itu ada di tangan saya. Ini behind the scene yang sesungguhnya, sehingga akhirnya bisa lolos ikut pemilu," katanya.
"Jangan dibalik-balik saya mengkudeta Gus Dur, saya yang dikudeta, tetapi saya terima. Itulah yang terjadi," pungkas dia.