JAKARTA, DISWAY.ID -- Berkat sebuah penemuan yang dibuat oleh para ilmuwan dari Universitas Alabama, dapat diketahui bahwa ada lapisan tipis namun padat yang berada sekitar 2.900 kilometer di bawah permukaan Mantel Inti.
Data terbaru menunjukkan bahwa lapisan dasar laut purba telah tersubduksi ke bawah tanah sejak lama ketika posisi Bumi bergeser, sehingga menciptakan zona kecepatan ultra-rendah (ultra-low Velocity Zone/ULVZ) yang lebih padat dibandingkan bagian mantel dalam lainnya sehingga memperlambat gelombang seismik yang bergema di bawah permukaan.
Dikutip dari Unilad, dalam sebuah siaran pers Universitas Alabama berkata:
BACA JUGA:Banjir Bandang Terparah! Ribuan Orang Tewas dan 10 Ribu Orang Masih Hilang, Korban Terus Bertambah!
"Melalui pencitraan seismik skala global pada bagian dalam bumi, penelitian yang dipimpin oleh Universitas Alabama mengungkapkan lapisan antara inti dan mantel yang kemungkinan merupakan dasar laut yang padat, namun tipis, dan tenggelam, menurut hasil yang dipublikasikan hari ini di Science Advances."
“Investigasi seismik, seperti yang kami lakukan, memberikan pencitraan resolusi tertinggi dari struktur interior planet kita, dan kami menemukan bahwa struktur ini jauh lebih rumit dari yang diperkirakan sebelumnya," ungkap ahli geologi Samantha Hansen, dari Universitas Alabama.
“Penelitian kami memberikan hubungan penting antara struktur Bumi yang dangkal dan dalam serta keseluruhan proses yang menggerakkan planet kita,” tambahnya.
BACA JUGA:Pesan Terakhir Jasad Ibu-Anak di Cinere Diungkap Kepolisian: Singgung Hubungan Antar Keluarga
Hansen dan tim lainnya melakukan penelitian dari 15 stasiun berbeda yang berlokasi di Antartika dengan menggunakan gelombang seismik yang diciptakan oleh gempa bumi untuk membuat peta seperti apa bagian dalam bumi.
Peneliti menemukan energi tak terduga dalam hitungan detik setelah gelombang yang dipantulkan batas dari data seismik.
Karena sifat ULVZ, para ilmuwan percaya bahwa lapisan tersebut dapat memiliki variasi ketinggian yang dramatis.
“Ketebalan material bervariasi dari beberapa kilometer hingga (puluhan) kilometer,” kata Ahli Geofisika Edward Garnero dari Arizona State University.
“Ini menunjukkan bahwa kita melihat pegunungan di bagian inti, di beberapa tempat tingginya lima kali lebih tinggi dari Gunung Everest.”
Pegunungan bawah tanah ini dapat memainkan peran besar dalam pelepasan panas dari inti bumi dan menghasilkan medan magnet serta letusan gunung berapi.