“NPL-nya terkendali terkelola dengan baik, maka wajar kalau balance sheet yang sehat itu menghasilkan profitabilitas yang baik. Dimana selama 6 bulan di 2023 ini, net profit BRI mencapai Rp 29.6 triliun secara year on year atau tumbuh 18.8 persen,” ucapnya.
BACA JUGA:Gampang Banget, Begini Cara Mengajukan KUR BRI, Sukses Masuk Rekening Rp 500 Juta
BACA JUGA:UMKM Pulih, Kualitas Kredit BRI Semakin Sehat
Pertumbuhan tersebut, lanjut Sunarso, merupakan realisasi janji kinerja BRI kepada stakeholders, terutama shareholder, di mana perseroan optimistis dapat membukukan laba yang tetap baik dan tetap tumbuh.
Kinerja tersebut disebut Sunarso masih sangat atraktif, di tengah industri perbankan secara global saat ini dihadapkan pada situasi inflasi tinggi sehingga bank sentral melakukan pengetatan likuiditas di pasar.
“Likuiditas kami terkelola dengan baik. Loan to Deposit Ratio kami berada di level 87 persen. Kalau ditanya likuiditas aman nggak? Saya jawab, sangat aman. Tapi masih dapat dioptimalkan. Menurutnya loan to deposit ratio yang optimal berkisar antara 90 persen - 92 persen. Masih perlu didorong lagi untuk menumbuhkan kredit, sampai LDR di level yang optimal kepala 9. Artinya tidak ada isu likuiditas, yang ada adalah bahwa kita harus mampu terus tumbuh dan menjaga kualitas, menjaga kualitas pertumbuhan,” ujarnya penuh optimisme.