Kini, pesantren dan santri punya dua pilihan di depan mata: mau menjadi orang mukmin yang lemah atau mukmin yang kuat di politik.
Modal menjadi mukmin yang kuat adalah merebut peluang pembangunan Indonesia, memperkuat tauhid kepada Allah SWT, produktif mengisi hari-hari, dan menolak menjadi pengkhayal yang memperjuangkan omongan kosong.
Sedangkan modal untuk menjadi mukmin yang lemah cukup gampang (meskipun baik juga): diam, masa bodoh, meladeni ghibah politik, atau menjadi buzzer di group WA tanpa bayaran.
Semoga bermanfaat. (*)
*) Direktur Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia