Kondisi tersebut yang terjadi terus menerus hingga berabad-abad kemudian oleh nelayan Peru diberi nama El Nino de Navidad.
Sementara dalam bahasa Spanyol, El Nino berarti anak laki-laki.
Keterangan ini terdapat dalam buku tanya jawab: La Nina, El Nino dan Musim di Indonesia yang disusun BMKG.
BACA JUGA:BMKG Minta Warga Waspada Potensi Cuaca Ekstrem
Faktor alam yang menjadi penentu awal musim hujan adalah peralihan Monsun Australia menjadi Monsun Asia.
Awal Oktober ini Monsun Asia sudah memasuki wilayah Indonesia.
Atas dasar tersebut beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami musim hujan pada November.
BMKG memperkirakan kemarau kering berakhir secara bertahap.
BACA JUGA:BMKG: Musim Kemarau Diprediksi hingga Februari 2024: Pulau Jawa Masuk Zona 'Awas'!
“Artinya pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap," terang BMKG.
Disebutkan bahwa sebelum November 2023 beberapa daerah Indonesia akan lebih awal masuk musim penghujan.
"Ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November,” tambah kepala BMKG.
Selama menunggu musim kemarau usai, kepala BMKG menghimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan yang memicu terjadinya kebakaran.
Tidak dipicu pun pada musim seperti ini akan mudah terbakar.
“Masyarakat dimohon selama bulan Oktober ini kondisinya masih kering, maka tidak dibakar pun bisa terbakar. Jadi jangan mencoba-coba untuk dengan sengaja atau tidak sengaja untuk mengakibatkan nyala api karena pemadamnya akan sulit dilakukan,” tutup kepala BMKG.