TANGERANG, DISWAY.ID-- Salah satu jajanan paling digandrungi dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia yaitu pisang goreng.
Bahkan jajanan sederhana ini menjadi menu istimewa di tangan Rio Saputra (30) selaku Founder (pemilik) jajanan tradisional “Pisang Madu Pasti”
Rio mengisahkan, berawal dari masa pandemi Covid-19 dan di tengah kesulitan ekonomi, ia mencoba membuka usaha jajanan tradisional pisang goreng.
BACA JUGA:Bisnis Seserahan Pernikahan Netty Malini Lebarkan Sayap Gandeng Perkumpulan Perias
Ia menjajakan jajanan andalannya tersebut dengan gerobak dorong atau kaki lima.
“Mulai usaha waktu itu awalnya di masa pandemi, kita kesulitan. Kita buka di mall dan saat itu hampir semua mall tutup, lalu kita buka ide lain. Kita buka usaha di luar mall dgn modal 1 gerobak di pasar paramount,” ungkapnya saat usai membuka outlet barunya di jalan Ir. Soekarno Cihuni, Ruko Gading Serpong Tangerang, Minggu 08 Oktober 2023.
Berangkat dari berdagang pisang goreng dengan brand “Pisang Madu Asli “ yang dijual dengan menggunakan gerobak kaki lima itulah pelanggannya kini terus mengalami peningkatan dan banyak permintaan, hingga usaha pisangnya mampu membuka puluhan outlet.
“Dari berdagang kaki lima, pelanggan makin banyak lalu mulai kita seriusin.
Jadi mulai akhir tahun 2020. Setelah tiga bulan kami melakukan riset, cari bahan, cari resep, akhirnya kita buka 1 Maret 2021. Sekarang ada 30-an outlet. Kita pakai konsep baru. Sebelumnya hanya pisang madu, sekarang banyak item. Menyajikan berbagai macam menu aneka jajanan tradisional.” ungkapnya.
BACA JUGA:10 Orang Terkaya di ASEAN Per Oktober 2023, Tiga Peringkat Teratas Asal Indonesia
Rio melanjutkan, harga dan pisang gorengnya dibandrol dengan harga terjangkau untuk masyarakat, begitu juga dengan menu jajanan tradisional lainnya.
“Harga start dari mulai 5 ribu per pice hingga 15 ribuan, sudah bersertifikat halal. Berkonsep kue tradisional. Jadi gak bosen. Ada kue lapis, lemper, risol, dan lain lain. Kalau usaha makan minum itu dinamis saja, kalau soal peningkatan rasa kita berusaha beradaptasi dengan tren,” paparnya.
Dari usaha berdagang gerobak, kini usaha yang dibangunnya terus berkembang dan kini dapat melibatkan dan menyerap banyak tenaga kerja.
BACA JUGA:Profil Low Tuck Kwong, Pria Terkaya di Indonesia 'Penggusur' Hartono Bersaudara
“Sekarang sudah ratusan pekerja dari 30an outlet. Kami tidak sistem francise. Outlet kami ada di Jabodetabek. Sekarang di Gading Serpong, Bintaro, Tangerang sudah lumayan banyak. 1 outlet rata-rata 3 karyawan. Untuk outlet yang lain ada gerobak toko dan kontainer,” katanya.