Inilah Sosok Hakim MK Saldi Isra yang Beda Pendapat Putusan Batas Usia Capres-Cawapres

Selasa 17-10-2023,16:11 WIB
Reporter : Lebrina Uneputty
Editor : Lebrina Uneputty

Pendidikan jenjang pascasarjana ia tuntaskan dengan meraih gelar Master of Public Administration di Universitas Malaya (2001) dan gelar Doktor di Universitas Gadjah Mada (2009, predikat lulus Cum Laude). 

Pada tahun 2010, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andalas. Sejak masih berstatus mahasiswa S-1 ia menekuni bidang kepenulisan. 

Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2023-2028. 

Pada 11 April 2017, ia menjadi Hakim Konstitusi Republik Indonesia, salah satu dari dua pengadilan tertinggi di Indonesia. 

Sebelum menjadi hakim konstitusi, ia adalah seorang profesor hukum tata negara di Universitas Andalas. 

Sepanjang karier akademisnya, ia menerima penghargaan sehubungan dengan upayanya melawan korupsi di Indonesia.

Ia tercatat pernah mengantongi sedikitnya 15 penghargaan. Yang terbaru, penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana.

Cerita Unik Nama Saldi Isra

Saldi Isra adalah Guru Besar Hukum Tata Negara yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai hakim konstitusi pada April 2017.

Dikutip dari situs resmi mkri.id, putra pasangan Ismail dan Ratina itu mempunyai nama sejak lahir yang terbilang pendek, seperti kebanyakan nama pria Minangkabau zaman dulu.

Hanya tiga huruf, yakni Sal. Ketika hendak mendaftar SD, Saldi dan ayahnya ditanya kepala sekolah soal nama yang terlalu pendek itu. Ayah Saldi lalu menambahkan ‘di’ di belakang Sal. 

Kemudian, pada kelas 6 SD, dia menambahkan nama ‘Isra’ sebagai nama belakangnya yang merupakan singkatan dari nama kedua orang tua. “Jadi, Isra itu bukan saya lahir malam Isra Miraj, itu gabungan dari orang tua laki-laki dan perempuan saya. 

IS itu Ismail dan RA itu Ratina. Jadi, Ismali Ratina itu saya improvisasi tanpa izin ke orang tua saya,” kata Saldi.

Selain cerita mengenai namanya yang unik, karier Saldi sebagai hakim konstitusi juga menarik untuk diketahui. 

Sebagai seorang yang bergelut dalam bidang tata negara, dia tak memungkiri memiliki impian untuk duduk sebagai hakim konstitusi.

Impiannnya menduduki posisi itu baru akan dia wujudkan setelah usia 55 tahun. 

Kategori :