Bendungan Ameroro diketahui memiliki kapasitas tampung 54,53 juta m3 dengan luas genangan 244,06 hektare. Proses pengerjaannya dimulai pada 2020 dengan biaya APBN sebesar Rp 1,6 triliun.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari, Agus Safari, mengkonfirmasi isu longsornya Bendungan Ameroro adalah kesalahan informasi. "Itu galian dinding kiri struktur spillway," ujarnya.
Menurut Agus, timbunan tanah yang dianggap longsor tersebut digunakan sebagai metode kerja untuk jalan akses alat berat.
"Tujuannya untuk melindungi permukaan beton yang ada serta sebagai dudukan alat berat,” katanya.
Bendungan Ameroro memiliki kapasitas tampungan sebesar 98,81 juta meter kubik.
Selain dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik berkapasitas 1,3 megawatt, bendungan ini menjadi salah satu potensi pariwisata di Kabupaten Konawe.