YOGYAKARTA, DISWAY.ID-Moderasi beragama bukan sekadar narasi. Moderasi beragama harus sampai pada implementasi.
Teori moderasi beragama sudah banyak, tetapi praktiknya perlu diperluas di semua kementerian atau lembaga.
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag. menegaskan hal tersebut dalam Diskusi Publik Inovasi Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Balai Litbang Agama (BLA) Semarang di Gadjah Mada UC Hotel Yogyakarta, 21 November 2023.
Pada kesempatan ini Kepala Badan menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba inovasi moderasi beragama kategori madrasah dan sekolah.
Dia berpesan, moderasi tidak boleh berhenti hanya sebagai narasi, tetapi harus benar-benar diimplementasikan di semua unit atau satker kementerian atau lembaga.
Lembaga pendidikan seperti madrasah atau sekolah dinilai sangat pantas menjadi role model praktik moderasi beragama.
BACA JUGA:Ini Keunggulan Pakai Jasa Tugas Kuliah di Asistentugas, Ada Promo 30 Persen!
Karena di dalamnya terdapat para ahli dan pendidik untuk menginternaliasi dan mempraktikkan nilai-nilai moderasi beragama.
“Pemenang lomba ini yang perlu didiseminasikan untuk menjadi role model. Bisa kita modifikasi, bisa kita jadikan model, agar kita tidak selalu memulai dari nol,” kata Suyitno.
Menurut Suyitno, masih banyak satker yang belum mengimplementasikan program moderasi beragama.
Mereka bisa mengadaptasi apa yang sudah dilakukan oleh madrasah atau sekolah yang menjuarai lomba inovasi moderasi beragama.
Pemenang lomba Kategori Madrasah Moderasi juara I, II, dan III berturut-turut adalah MAN 1 Kota Yogyakarta (D.I. Yogyakarta), MA Bali Bina Insani (Tabanan, Bali), dan MTsN 1 Pasuruan (Jatim). Adapun kategori Sekolah Moderasi juara I, II, dan III berturut-turut adalah Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (Kota Medan, Sumatera Utara), SMAN 1 Kesamben (Kab. Blitar, Jatim), dan SMAN 1 Bambanglipuro (Bantul, D.I. Yogyakarta).
Senada dengan Kepala Badan, Wakil Kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga D.I. Yogyakarta Drs. Suhirman, M.Pd. mengatakan bahwa esensi lomba moderasi beragama bukanlah kejuaraan yang satu-satunya harus banggakan.
Tetapi substansinya adalah pelaksanaan moderasi beragama di sekolah.