Namun, bila nyamuk jantan ber-wolbachia kawin dengan betina tidak ber-wolbachia, maka telurnya tidak akan menetas.
BACA JUGA:6 Tanaman Pengusir Nyamuk dari Rumah, Pasti Auto Bebas Gigitan Mengganggu!
Mengenai proses penyebarannya, sebuah ember memuat 250-300 telur nyamuk, dengan angka penetasan ±90 persen.
Jumlah nyamuk yang akan disebarkan sebesar 10 persen dari populasi nyamuk didaerah tersebut.
Penyebarannya dilakukan 12 kali. Artinya, ada pelepasan ± 2-3 nyamuk/meter setiap 2 minggu dan dilakukan sebanyak 12 kali.
Menkes Budi mengatakan penelitian teknologi nyamuk ber-wolbachia ini sudah lama dilakukan. Dalam penelitiannya, peneliti menjalankan semua tahapan dan tidak memangkas (bypass) prosesnya.
Hasil studi Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) tahun 2017-2020 menunjukkan setelah nyamuk ber-wolbachia dilepaskan, kasus dengue menurun hingga 77 persen.
BACA JUGA:Viral! Cara Ampuh Pembalap Mengusir Nyamuk, 'Ora Umum!'
“Sudah jelas sekali hasil studi AWED begitu wolbachia disebar dengue-nya turun. Jadi secara data, secara sains, secara fakta, sudah jelas. Itu sebabnya kemudian Kemenkes yakin kita terapkan ini (wolbachia),” jelas Menkes Budi.
Selanjutnya, Kemenkes melakukan implementasi awal program wolbachia di 5 kota, yakni Semarang, Bandung, Jakarta Barat, Bontang, Kupang, dan terakhir akan di fasilitasi pelaksanaan di Denpasar.
Pemilihan wilayah itu berdasarkan analisis insiden dengue, kepadatan penduduk, keterwakilan wilayah, dan komitmen kepala daerah.