JAKARTA, DISWAY.ID-- Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin menegaskan dirinya tidak membutuhkan jaksa yang hanya cerdas.
Melainkan ia membutuhkan jaksa yang pintar dan juga berintegritas serta bermoral guna menjaga marwah Kejaksaan RI dalam penegakan hukum di Tanah Air.
Pesan ini disampaikan Burhanuddin saat memberikan ceramah kepada siswa Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan 80 Gelombang II tahun 2023 di Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI di Jakarta.
“Saya tidak butuh jaksa yang hanya pintar dan tidak bermoral. Saya juga tidak butuh jaksa yang hanya cerdas serta tidak berintegritas. Yang saya butuhkan adalah jaksa yang cerdas, berintegritas, dan bermoral,” kata Burhanuddin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 2 Desember 2023.
BACA JUGA:Kejagung Sita Mobil Porsche Senilai Rp3 Miliar dari Tersangka Kasus BTS 4G Edward Hutahaean
Ia pun mengibaratkan jaksa seperti sebuah bangunan ruang segitiga, yang terbentuk dari tiga titik sudut, yakni sudut kecerdasan, sudut integritas dan sudut moralitas.
Jika salah satu tidak dimiliki, maka tidak akan terbangun segitiga yang sempurna.
Demikian halnya dengan seorang jaksa, lanjut Burhanuddin, untuk menjadi jaksa yang selalu menjaga harkat, martabat, dan marwah Kejaksaan, maka harus selalu memupuk kecerdasan, integritas dan moralitas sebagai satu kesatuan utuh dalam mengemban amanah sebagai seorang jaksa.
Ia menekankan, bahwa kepintaran membuka banyak pintu, tetapi karakter yang membuat seorang jaksa bertahan. Dalam membangun karakter dibutuhkan adab dan etika.
BACA JUGA:IDAI Ingatkan Kewaspadaan terhadap Pneumonia akibat Mycoplasma Pneumoniae pada Anak
Kebanyakan orang yang memiliki kecerdasan tapi tidak memiliki adab dan etika, karena keduanya tidak selalu diajarkan di jenjang pendidikan.
Melalui PPPJ, Burhanuddin berharap moral value insan muda Adhyaksa dapat terbangun demi Kejaksaan yang modern dan berintegritas.
Pada kesempatan yang sama, Jaksa Agung menjabarkan prestasi yang selama ini telah diraih oleh Kejaksaan sebagai institusi penegak hukum menjadi yang paling populer dan dipercaya masyarakat. Selain itu, penegakan hukum dan pemberian keadilan terus diukir hingga mendapat pengakuan baik di kancah nasional maupun internasional.
BACA JUGA:Respons Firli soal Jokowi Disebut Minta Kasus e-KTP Disetop: Setiap Pimpinan Hadapi Intervensi
“Sewaktu awal saya dilantik pada tahun 2019, tingkat kepercayaan publik terhadap Kejaksaan berada di angka 50,6%. Sedikit demi sedikit, berkat kerja keras dan kerja cerdas kita semua, indeks kepercayaan publik terus beranjak mengalami peningkatan di setiap kesempatan survei,” ungkap Jaksa Agung.