BACA JUGA:Hamas Rilis Video Baru, Brigade Al-Qassam Cs dan Pasukan Israel Baku Tembak dari Jarak 20 meter
Sementara Batalyon “Gideaon” diambil dari nama Gideon, jenderal tentara dan hakim dalam Alkitab yang membela rakyat Israel.
Terakhir, batalyon pengintai tidak memiliki nama khusus, namun mereka yang ingin bertugas di batalion elit ini harus melewati evaluasi yang sulit secara fisik dan mental untuk menjadi prajurit yang paling sehat. Misi batalion ini tetap dirahasiakan.
“Golanchik” yang paling terkenal – julukan umum untuk tentara yang bertugas di Brigade Golani – adalah komandan Roy Klein, yang mengorbankan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan nyawa tentaranya.
Brigade Golani telah berpartisipasi dalam pertempuran paling penting dalam sejarah Israel. Selama Perang Kemerdekaan, pasukan ini secara resmi memasuki IDF dan ikut berperang di Lembah Yordan melawan tentara Suriah, Lebanon, Yordania, dan Irak.
Dalam Kampanye Sinai pada 1956, Brigade Golani merebut daerah Rafah dan memungkinkan perjalanan ke pasukan lapis baja.
Selama Perang Enam Hari pada 1967, brigade ini juga mencatat banyak keberhasilan, salah satunya pertempuran Tel Faher di mana pos terdepan Suriah di tepi Dataran Tinggi Golan ditaklukkan.
Pasukan elit ini juga memainkan peran penting selama Perang Lebanon Pertama, yakni penaklukan Beaufort dan pertempuran untuk Kfar Sil.
Mereka juga bertugas dalam peristiwa Intifada Kedua, dalam Operasi Perisai Pertahanan. Brigade ini juga berpartisipasi dalam Operasi "Summer Rains" pada 2006.
Pada Perang Lebanon Kedua, Brigade Golani memimpin pertempuran yang berlangsung di Bint Jbeil, Lebanon.
Brigade Al-Qassam bantai 40 tentara dan menghancurkan 44 kendaraan militer Israel-Screenshoot/YouTube-
Brigade Golani Mudah Dibantai Brigade Al-Qassam
Menurut snalis pertempuran dari Institute for the Study of War (ISW) menilai Brigade Golani mudah disergap hingga dibantai oleh pasukan Hamas karena Brigadi Al-Qassam merancang skenario penyerangan dengan sangat matang dan begitu terorganisasi.
Bahkan menurut laporan Al Jazeera, pembantaian di utara Gaza itu diawali dengan penyergapan terhadap patroli Israel yang memasuki sebuah kompleks berisi tiga gedung.