RAFAH, DISWAY.ID - Agresi Israel yang membombardir melalui serangan udara di kota Gaza mengakibatkan banyaknya korban dari anak-anaknya dan perempuan.
Salah satu menjadi korban bernama Al-Amira Aisha yang baru berumur 17 hari meninggal akibat kejamnya serangan udara yang dilakukan negara Zionis tersebut.
Dia dilahirkan di tengah perang, di sebuah rumah sakit tanpa listrik di kota Gaza selatan yang dibombardir setiap hari, dan keluarganya memberikan nama al-Amira Aisha atau Putri Aisha.
BACA JUGA:10 Truk Bantuan Kemanusiaan dari Masyarakat Indonesia dan BAZNAS di Mesir Diberangkatkan ke Gaza
BACA JUGA:Malaysia Larang Kapal Apapun yang Menuju Israel Bongkar Kargo di Pelabuhan Negaranya
Bayi mungil ini tidak bisa mempertahankan hidupnya hingga minggu ketiganya sebelum dia tewas dalam serangan udara Israel yang menghancurkan rumah keluarganya pada hari Selasa kemarin, 19 Desember 2023.
Keluarga besarnya sedang tertidur ketika serangan tersebut meratakan gedung apartemen mereka di Rafah sebelum fajar, kata Suzan Zoarab, nenek dari bayi tersebut yang berhasil selamatan dari serangan itu.
Pejabat rumah sakit setempat mengatakan, akibat serangan beings Israel 27 orang tewas, di antaranya Amira dan saudara laki-lakinya yang berusia 2 tahun bernama Ahmed.
“ Hanya berumur beberapa minggu, bahkan namanya belum terdaftar,” kata Suzan dengan suaranya bergetar ketika dia berbicara dari sisi ranjang rumah sakit putranya, yang juga terluka dalam ledakan tersebut.
Tragedi keluarga ini terjadi ketika jumlah korban tewas warga Palestina di Gaza mendekati 20.000 orang.
BACA JUGA:Ultimatum Israel, Houthi Inginkan Perang Armagedon Mulai dari Laut Merah
BACA JUGA:Hadapi Revolusi Industri 5.0, Jokowi Kuatkan Kolaborasi ASEAN- Jepang
Menurut Kementerian Kesehatan, sebagian besar korban tewas dalam serangan udara Israel yang tanpa henti menggempur daerah kantong Gaza yang terkepung selama dua setengah bulan, sering kali menghancurkan rumah-rumah dengan keluarga di dalamnya.
Salah satu korban yang lain, keluarga Zoarab termasuk di antara sedikit warga Palestina di Gaza yang tetap tinggal di rumah mereka sendiri.
Serangan gencar Israel, salah satu yang paling merusak di abad ke-21, telah membuat sekitar 1,9 juta orang mengungsi dan lebih dari 80 persen populasi wilayah tersebut , membuat mereka mencari perlindungan di sekolah-sekolah PBB, rumah sakit, kamp tenda atau di jalan.