Menurut laman BRIN, El Niño merujuk pada pemanasan yang terjadi di wilayah tropis Pasifik bagian timur.
Pada kasus El Niño tahun 1997, Erma mencatat bahwa awal musim hujan juga mengalami penundaan sebesar 2-3 dasarian.
"Maka dari itu artinya, pengaruh El Niño pada tahun 2023 lebih parah," ungkap Dr Erma.
Ia melanjutkan bahwa fenomena El Niño yang kuat (> 1,5C) sebenarnya jarang terjadi.
BACA JUGA:Badai Hujan Terpa Stasiun Tugu Jogja, Atap Ambrol Hingga Sopir Andong Tertimpa Pohon Beringin
Namun, dalam sejarah sejak tahun 1980, El Niño kuat terjadi pada tahun 1982, 1997, 2015, dan kini tahun 2023.
Dengan begitu menandakan bahwa El Niño semakin sering terjadi.