Respons-respon ini membantu anak Anda melihat bahwa merengek adalah sebuah masalah, bukan alat untuk mereka gunakan.
BACA JUGA:4 Tips Makeup Cetar yang Bikin Mantan Kekasih Menyesal
2. Memberikan Peringatan
Terkadang merengek menjadi kebiasaan buruk bagi anak-anak, dan mereka tidak menyadarinya.
Untuk menarik perhatian mereka, berikan satu peringatan dengan mengatakan, “Jangan merengek,” atau, “Ingat, kami tidak merengek di rumah.”
Hal ini sekaligus memperjelas bagi anak Anda bahwa mengemis, memohon dan meminta berulang kali semuanya merupakan perilaku merengek.
Sebuah peringatan juga memberi anak Anda kesempatan untuk melakukan "perbaikan", sehingga mereka dapat berperilaku lebih tepat.
BACA JUGA:Berkaca Tabrakan KA Turangga dan Bandung Raya, Ini 10 Tips Aman Bepergian Naik Kereta
3. Tetap Tenang dan Jangan Menyerah
Mendengarkan rengekan seorang anak bisa lebih buruk daripada memakukan paku di papan tulis.
Namun, penting bagi orang dewasa untuk tetap tenang. Tarik napas dalam-dalam, tinggalkan ruangan, atau putar musik jika itu bisa membantu Anda tetap tenang.
Apa pun yang Anda lakukan, jangan menyerah. Jika karena frustrasi Anda akhirnya berkata, “Baik, makanlah kue lagi!” Anda pasti telah mengajari anak Anda bahwa merengek adalah cara efektif untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
4. Abaikan Rengekan
Perhatian dalam bentuk apapun, meskipun berupa perhatian negatif, dapat mendorong suatu perilaku untuk terus berlanjut.
Mengabaikan perilaku mencari perhatian seperti merengek merupakan bentuk modifikasi perilaku yang efektif.
Jika anak Anda mulai merengek ketika Anda menyuruhnya mengambil mainannya, dan Anda terus berbicara dengannya sambil merengek, Anda memperkuat perilakunya. Memberi perhatian pada anak Anda akan mendorong rengekannya terus berlanjut. Selain itu, semakin lama mereka mengajak Anda mengobrol, semakin lama pula anak Anda menunda mengambil mainan.