Hubungan cinta mewujudkan kedua makna tersebut karena tidak hanya melibatkan ekspresi pengakuan terima kasih satu sama lain namun dengan demikian meningkatkan nilai hubungan.
“Dengan memanfaatkan peluang yang tak terhitung jumlahnya yang muncul setiap hari untuk mengucapkan terima kasih yang tulus melalui kata-kata dan perilaku, kita berbuat lebih banyak untuk meningkatkan kesejahteraan satu sama lain daripada saling memberi apa pun yang bisa dibeli dengan uang,” jelasnnya.
Menurut Linda, ketika dua orang dalam suatu hubungan berbagi pemahaman ini, maka terciptalah siklus positif kemurahan hati timbal balik yang menghasilkan momentumnya sendiri dan menjadi langgeng.
Kata-kata penghargaan, tindakan kebaikan, dan bentuk dukungan lainnya jarang sekali terlihat.
BACA JUGA:Resmi Menikah Hari Ini, Intip 7 Potret Romantis Tri Suaka dan Nabila Maharani
“Namun, bahkan jika kita hampir tidak pernah menyaksikan atau menerima penegasan cinta ini ketika kita masih anak-anak, kita bisa mematahkan pola menahan cinta ini dan menumbuhkan semangat kemurahan hati yang mendorong kesediaan yang lebih besar untuk berbagi perasaan ini secara lebih terbuka dan spontan,” katanya.
Menurutnya, banyak dari kita lebih sering merasakan rasa syukur dan penghargaan terhadap orang lain daripada mengungkapkannya.
Ketika kita gagal membaginya dengan orang yang kita rasakan, perasaan itu memudar, dan hilang dalam segudang pemikiran yang terus-menerus bersaing untuk mendapatkan perhatian di benak kita.
“Dengan mengalami perasaan-perasaan ini, rasa kesejahteraan dan kebahagiaan kita diperkaya, namun peluang besar untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan orang lain akan hilang ketika kita gagal berbagi penghargaan dengan mereka. Karunia rasa syukur tidak mengurangi kebahagiaan kita; itu memperkuat hubungan,” tuturnya.