JAKARTA, DISWAY.ID - Apple mengeser Samsung sebagai raja vendor ponsel pintar tahun 2023 menurut laboran IDC, Selasa 16 Januari 2024.
Sebelumnya Samung telah merajai pasar ponsel pintar sejak tahun 2010 mengklaim posisi teratas di pasar yang sangat kompetitif.
Apple meraih posisi teratas di pasar ponsel pintar pada tahun 2023 dengan rekor pangsa pasar tinggi meskipun secara Keseluruhan turun 3,2 persen.
BACA JUGA:Bisnis Bunga di Era Digital: Karangan dan Hadiah yang Lebih Praktis dengan Teknologi Online
BACA JUGA:Wow! Sepanjang 2023 Nilai Transaksi Financial Super Apps BRImo Tembus Rp4.158 T
Apple Rajai Posisi Teratas di Pasar Ponsel Cerdas 2023, Geser Samsung Pertama Kali Sejak 2010-IDC-
Pergeseran kekuatan di puncak pasar ponsel pintar konsumen terbesar ini didorong oleh pangsa pasar Apple yang tinggi sepanjang masa dan untuk pertama kalinya berada di puncak.
Secara keseluruhan, pasar ponsel pintar global masih penuh tantangan, namun momentumnya bergerak cepat menuju pemulihan.
Menurut data awal dari International Data Corporation ( IDC ) Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, pengiriman ponsel pintar global menurun 3,2 persen dari tahun ke tahun menjadi 1,17 miliar unit pada tahun 2023.
Meskipun angka ini merupakan volume setahun penuh terendah dalam satu dekade, sebagian besar didorong oleh tantangan makroekonomi dan peningkatan persediaan di awal tahun.
BACA JUGA:RUPS Luar Biasa XL Axiata Setujui Perubahan Bidang Usaha dan Susunan Dewan Komisaris
BACA JUGA:Cek Harga Emas Hari Ini, per Gram Tembus Rp1 Juta Lebih
Pertumbuhan pada paruh kedua tahun ini telah memperkuat ekspektasi pemulihan pada tahun 2024.
Kuartal keempat (4Q23) menunjukkan pertumbuhan sebesar 8,5 persen dari tahun ke tahun dan 326,1 juta pengiriman, lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan sebesar 7,3 persen.
“ Meskipun kami melihat pertumbuhan yang kuat dari pemain Android kelas bawah seperti Transsion dan Xiaomi pada paruh kedua tahun 2023, yang berasal dari pertumbuhan pesat di pasar negara berkembang, pemenang terbesar jelas adalah Apple,” kata Nabila Popal , direktur riset di IDC’s Worldwide Tracker.