Kepada TheDrive.com, serangan pada 22 Janauri dipersenjatai dengan presisi tinggi hingga mampu mengenai tempat penyimpanan rudal balistik, drone dan fasilitas bawah tanah milik Houthi.
Namun demikian, ia tidak bisa memastikan oerasi di Yaman ini akan berakhir.
Disebutkannya, Operasi Poseidon Archer kemungkinan akan terus berlanjut jika Houthi masih menyerang kapal dagang di Laut Merah atau yang melewati Teluk Aden dan Selat Bab Al-Mandeb.
Gangguan di perairan Laut Merah yang dilakukan Houthi ini telah memaksa banyak kapal komersial memutari Benua Afrika untuk mencapai Laut Tengah dan Eropa.
Selain dari udara, serangan pada 22 Janauri lalu juga melibatkan kapal cruiser USS Philippine Sea dan dua kapal destroyer, yakni USS Gravely and USS Mason.
BACA JUGA:Sinyal Indosat Gangguan, Operator Tegaskan Kini Sudah Normal
Pada 24 Januari 2024, US Central Command melaporkan, pihak Houthi sempat melakukan serangan rudal ke arah kapal perang AS.
Serangan rudal itu disebutkan berhasil ditangkis.
Operasi melawan Houthi bukan hal mudah.
Meski sudah melakukan serangan presisi dari laut dan udara, itu belum berhasil melumpuhkan Houthi.