“Bisa kita hitung cepat, dengan mempertimbangkan beberapa faktor lain, agregat penghematan biaya rumah tangga bisa mencapai Rp200 triliun. Ini baru siswa sekolah formal, belum termasuk anak prasekolah, sekolah agama seperti madrasah, pesantren dan yang lainnya. Ini penggerak ekonomi baru,” jelas Dadi.
Dadi melanjutkan, menurut Badan Pusat Statistik, PDB Indonesia pada 2023 adalah sebesar Rp20.892 triliun.
Maka, penghematan Rp200 triliun yang dapat dimanfaatkan untuk konsumsi atau tabungan rumah tangga setara dengan 0,96% atau bisa dibulatkan menjadi 1%.
“Itu baru sektor konsumsi. Kita tahu bahwa rumus PDB adalah konsumsi, ditambah investasi, ditambah belanja pemerintah. Nah, di sektor belanja pemerintah akan ada belanja yang diperkirakan mencapai Rp400 triliun. Berbeda dengan bantuan langsung dan bantuan sosial dimana konsumsi masyarakat prasejahtera akan sama dengan jumlah belanja pemerintah, pada program makan siang gratis Prabowo-Gibran ini ada pergerakan ekonomi ketika menyediakan makan siang, tapi juga ada pergerakan ekonomi dari uang tabungan yang dibelanjakan,” papar Dadi yang juga juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.