Pesawatnya Berputar-putar Selama 5 Jam di Langit Binjai, Lion Air Buka Suara: 'Aman, Sambil Tunggu Langit Srilangka Dibuka!'-X/@AndyVermaut-
Pesawat butuh berat lebih ringan untuk mendarat
Namun, untuk dapat melakukan pendaratan pesawat membutuhkan berat yang lebih ringan dari sebelum lepas landas.
Kira-kira 100 ton lebih ringan. Yang menjadi masalah utama adalah, pada saat mendarat pesawat jadi lebih terbebani daripada saat lepas landas.
Oleh sebab itu, semakin ringan akan semakin baik. Apabila Avtur yang tersisa masih banyak maka akan ada kemungkinan pesawat menyentuh tanah terlalu keras dan hal ini akan menyebabkan kerusakan parah.
Yang menjadi pertanyaan, bagaimana jika pesawat justru masih memuat bahan bakar berlebih sesaat sebelum mendarat?
Faktanya, pada keadaan tertentu pesawat akan membuang bahan bakar yang masih ada pada tangki sehingga pesawat dapat melakukan pendaratan secara aman.
Tentunya pesawat harus membuangnya dengan mengikuti standar yang berlaku agar proses pendaratan lebih minim risiko.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi berat yang ada pada badan pesawat. Biasanya, kru pesawat akan memberi tahu pengendali lalu lintas udara saat keadaan darurat dan menunjukkan perlunya melakukan pembuangan Avtur.
Petugas lalu lintas udara kemudian akan mengarahkan kru pesawat untuk menuju ke area pembuangan yang sesuai untuk mencegah terjadinya kesalahan.
Mengapa hal ini harus dilakukan?
Dilansir dari laman Pertamina, sebuah pesawat memiliki limit Maximum Landing Weight, yakni beban maksimal yang boleh dan bisa dibawa pesawat saat akan mendarat.
Namun, bila penerbangan berjalan normal tanpa ada kendala apapun, tentunya bahan bakar yang ada di dalam pesawat belum habis terbakar karena pesawat belum sampai ke tempat tujuan dan akan tersisa cukup banyak sesaat sebelum mendarat.
Untuk mengurangi beban dan resiko kerusakan pesawat, maka pilot melakukan pembuangan bahan bakar melalui sayap saat masih berada di udara.