JAKARTA, DISWAY.ID - Moda transportasi umum di Indonesia masih jadi salah satu pilihan bagi kebanyakan masyarakat Indonesia melakukan perjalanan mudik Lebaran.
Minat masyarakat tersebut menggunakan angkutan umum atau bus tersebut dipengaruhi beberapa faktor, seperti tidak adanya covid-19, ekonomi keluarga, cuti bersama,liburan anak sekolah, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi, serta kondisi cuaca.
Hasil Survey Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, bahwa Moda transportasi pilihan terbanyak kedua setelah kereta Api adalah bus dengan 19,4 persen atau 37,51 juta orang dalam menemani perjalanan menuju kampung halaman saat Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah 2024.
BACA JUGA:Kesaksian Warga Detik-Detik Gudang Amunisi TNI Meledak: Dikira Lagi Nyalahin Petasan
BACA JUGA:Jelang lebaran, Jasa Penukaran Uang Baru Mulai Ramai di Terminal Lebak Bulus
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengingatkan para pemangku kepentingan untuk mengantisipasi sejumlah potensi ancaman yang dihadapi para pemudik Lebaran 2024 berdasarkan pengalaman tahun lalu.
" Sejumlah jalur mudik yang merupakan lokasi rawan kecelakaan dan bencana alam harus menjadi perhatian semua pihak untuk menekan potensi ancaman bagi para pemudik," ujar Lestari saat membuka diskusi daring bertema "Mudik Aman dan Nyaman Menyambut Idul Fitri 2024" pada Rabu (28/03).
Dia menyebut mudik yang aman dan nyaman dengan beragam jenis moda transportasi selalu menjadi dambaan masyarakat setiap tahunnya, namun kerap kali terjadi kecelakaan, kejahatan, dan potensi ancaman cuaca ekstrem di masa mudik lebaran.
Jelang Hari Raya Lebaran 2024 ini transportasi bus untuk mudik jadi salah satu favorit bagi kaum urban untuk menuju kampung halamannya.
BACA JUGA:Fatal! Mobil Patroli Polisi Dibawa Kabur Jambret di Setiabudi, Kok Bisa? Begini Kronologinya
BACA JUGA:Pemudik Jadi Korban Calo di Terminal Kampung Rambutan, Lapor ke Sini!
Ramainya transportasi bus ini terkadang disalahgunakan oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindak kejahatan di dalam bus. Salah satu tindak kriminal yang banyak dilakukan di dalam bus adalah aksi copet.
Modus kriminalitas aksi copet di bus seringkali terjadi karena kurangnya kewaspadaan para penumpang dan pelaku yang memanfaatkan situasi-situasi tertentu yang membuat korban kurang kewaspadan dan konsentrasi.
Hingga saat ini modus kejahatan copet masih seringkali terjadi, baik dalam bus jarak dekat atau bus jarak jauh.
Antusiasme penumpang yang sangat tinggi untuk segera bertemu dengan sanak saudara di kampung halaman dan merayakan hari Raya Lebaran terkadang menjadi bumerang bagi para penumpang bus yang dimanfaatkan para pelaku kejahatan.