“Imamoglu menunjukkan bahwa ia dapat menjangkau seluruh perpecahan sosio-politik yang mendasari pemilih oposisi di Turki bahkan tanpa dukungan institusional dari mereka,” katanya.
BACA JUGA:Peluang Gelar Liga Premier 2023/2024: Favorit Liverpool Setelah Man City dan Arsenal Bermain Imbang
BACA JUGA:Aktor Intelektual Dibalik Korupsi Timah Suami Sandra Dewi dan Helena Lim Diungkap MAKI
“Hal ini menjadikannya saingan paling kompetitif secara politik terhadap rezim Erdogan,” tambahnya.
Kemenangan Imamoglu tidak hanya kali ini, di mana pada tahun 2019, memberikan pukulan telak bagi Erdogan.
Para analis mengatakan tekanan ekonomi, termasuk inflasi hampir 70 persen dan perlambatan pertumbuhan yang disebabkan oleh rezim pengetatan moneter yang agresif, kali ini menggerakkan para pemilih untuk menghukum AKP.
“Perekonomian adalah faktor penentu,” kata Hakan Akbas yang merupakan penasihat senior di Albright Stonebridge Group.
“Rakyat Turki menuntut perubahan dan Imamoglu kini menjadi musuh bebuyutan Presiden Erdogan,” terangnya.