BACA JUGA:Parah Banget, Seorang Ibu Paksa Bayi Ngevape Sampai Batuk-batuk, Videonya Viral di Medsos
Peninjauan metabolit ini dapat menurunkan kadar dopamin di dalam tubuh, yang kemudian menyebabkan kerusakan sel akibat stres oksidatif.
Tim peneliti memberikan informasi temuan mereka kepada para orang tua, yang banyak merasa terkejut karena selama ini menganggap vape lebih aman daripada rokok tradisional.
Salah satu orang tua dalam studi tersebut berkata, "Saya selalu berpendapat bahwa vape mungkin 95% lebih baik dibandingkan dengan merokok.
Namun, hasil studi ini membuat saya mempertanyakan pandangan tersebut."
BACA JUGA:Ahli Peringatkan Bahaya Vape Bisa Sama 'Merusaknya' Seperti Rokok Tembakau
Vape pertama kali diperkenalkan sebagai alternatif untuk membantu perokok berhenti merokok tradisional.
Ironisnya, studi-studi menunjukkan bahwa vape sebenarnya sama berbahayanya dengan rokok konvensional.
Asap dari vape mengandung lebih dari 7.000 zat kimia, dan meskipun dianggap lebih sehat, pengguna seringkali menghisapnya hingga ratusan kali sehari.
Frekuensi yang tinggi ini dapat meningkatkan risiko kesehatan, termasuk kanker dan peradangan paru-paru.