Kuatkan Distribusi Logistik Pangan, Bapanas Berkomitmen Kembangkan Cold Chain

Jumat 10-05-2024,08:41 WIB
Reporter : Bianca Chairunisa
Editor : Subroto Dwi Nugroho

JAKARTA, DISWAY.ID -- Dalam menunjang distribusi logistik pangan yang menjangkau seluruh daerah, perpanjangan shelf life atau kerap disebut masa simpan pangan, merupakan aspek paling penting dalam mewujudkan hal tersebut. 

Untuk itulah, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo, menaruh perhatian pada pengembangan sarana prasarana rantai dingin (cold chain).

Hal tersebut ia ungkapkan dalam  seminar 'Peran Teknologi dan Perusahaan Start-up Pada Keandalan Logistik Pangan' yang digelar oleh Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI) di Jakarta, Kamis (09/05).

BACA JUGA:Jasa Marga Catat 808 RIbu Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek di Libur Panjang Hari Kenaikan Yesus Kristus

BACA JUGA:Tumbuh Untuk Menginspirasi: PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital Serta Kegiatan Tanggung Jawab Sosial

"Dalam beberapa kesempatan, saya selalu sampaikan kepada Bapak Presiden Joko Widodo bahwa cold chain ini sangat penting. Di luar negeri sudah mulai sejak lama. Kalau kita baru mulai, tidak mengapa. Kita sudah memulai tapi cepat, karena Indonesia ini tidak seperti negara lain, kita ini negara kepulauan," papar Arief.

Dalam seminar tersebut, Arief juga memaparkan bahwa sektor pangan Indonesia membutuhkan alat untuk memperpanjang shelf life untuk menjaga kestabilan harga pangan.

"Itu ada Apel Fuji dari China bagian utara, walaupun disana sedang winter, tapi masih bisa terus kirim. Itu karena mereka bisa mengatur tidak hanya suhunya saja. Ada namanya control atmosfer storage," kata Arief.

BACA JUGA:Pegadaian Hadirkan Pembiayaan Porsi Haji Plus, Cuma Jaminan Emas, Antreannya Lebih Cepat

BACA JUGA:Ketua Kelompok Unggulan Studi Banding Olahan Jamu Tradisional Dapat Reward dari PNM Mekaar

Untuk itu, sejak 2022 NFA telah menargetkan penyaluran 40 sarana prasarana cold chain di 12 provinsi sentra produsen pangan strategis untuk mendukung penguatan cadangan pangan. 

Jenis alatnya antara lain cold storage dengan kapasitas hingga 12 ton, air blast freezer kapasitas hingga 3 ton, heat pump dryer kapasitas 200 kilogram per batch, dan refeer container kapasitas hingga 20 ton. 

Hingga tahun 2024 ini, terhitung sudah 30 alat cold chain yang tersalurkan di sentra-sentra produksi beberapa kabupaten kota.

"Ini karena ketahanan pangan yang benar adalah ketahanan pangan yang mendahulukan kemandirian pangan. Cara menjaganya, salah satunya adalah dengan punya alat untuk memperpanjang shelf life dan disimpan tanpa mengurangi kualitas pangan," ungkap Arief.

Salah satu penerima bantuan sarpras cold chain yang turut hadir dalam seminar tersebut.

Kategori :