BACA JUGA:Erick Thohir Mengucapkan Terima Kasih Kepada Garuda Muda Meskipun Gagal ke Olimpiade Paris
BACA JUGA:Presidential Club Bentukan Prabowo Dapat Dukungan Komisi II DPR
“Ada pilihan yang lebih baik untuk memburu sisa-sisa kepemimpinan kelompok tersebut dibandingkan melakukan operasi yang berisiko besar terhadap warga sipil,” terangnya
Sejauh ini serangan Israel di Gaza telah menewaskan hampir 35.000 warga Palestina dan melukai hampir 80.000 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Serangan Israel ini juga diungkapkan tidak mendapatkan dukungan dari Amerika, di mana Joe Biden mengatakan bahwa pihaknya tidak akan memasok senjata jika Israel melakukan penyerangan ke Rafah.
BACA JUGA:Daftar Barisan Mantan Andrew Andika, Jadi Sorotan Usai Selingkuh dari Tengku Dewi
“Saya sudah menjelaskan bahwa jika mereka masuk ke Rafah...Saya tidak akan memasok senjata,” papar biden seperti dilansir Reuters.
Duta Besar Israel untuk Amerika menyayangkan keputusan Biden tersebut dan langkah tersebut merupakan sebuah keputusan yang salah.
“Ini menyudutkan kami karena kami harus berurusan dengan Rafah dengan satu atau lain cara,” kata Michael Herzog selaku Duta Besar Israel.
BACA JUGA:Begini Reaksi Bung Towel, Timnas Indonesia U23 Kalah Lawan Guinea
BACA JUGA:Rizky Billar Pasang Badan saat Netizen Bully Tubuh Lesti Kejora Terlalu Kurus
Militer Israel memiliki amunisi yang diperlukan untuk operasi di Rafah dan operasi terencana lainnya.
Sejauh ini angkatan bersenjata Israel telah membunuh 50 pria bersenjata Palestina di Rafah timur dan menemukan beberapa terowongan.
Adapun pembicaraan perdamaian antara Israel dan Hamas tidak berlangsung lancar karena pihak Israel menolak gencatan senjata permanan.
Izzat El-Risheq, anggota kantor politik Hamas di Qatar, mengatakan delegasi Hamas telah meninggalkan Kairo.