JAKARTA, DISWASY.ID -- 110 ribu warga Palestina mengungsi, akibat Israel membabi buta menyerang dan invasi di wilayah Rafah, Gaza Selatan.
Pertempuran sengit antara pasukan Israel dan Hamas di pinggiran kota selatan Rafah, telah membuat jalur bantuan tidak dapat diakses, kata seorang pejabat kemanusiaan PBB.
Program Pangan Dunia akan kehabisan makanan untuk didistribusikan di Gaza selatan, pada hari Sabtu kecuali bantuan lebih lanjut datang.
BACA JUGA:AS Ancam Setop Suplai Senjata, Benjamin Netanyahu: Israel Tetap Perang Meski Gunakan Kuku Jari
BACA JUGA:Pesawat Boeing 737 Milik Air Senegal Terbakar, Usai Tergelincir dari Landasan Pacu di Bandara
Sekitar 110.000 orang telah meninggalkan Rafah ke wilayah lain yang terkepung, menurut perkiraan PBB.
Sekitar 1,4 juta warga Palestina, dan lebih dari separuh populasi Gaza mencari perlindungan di kota tersebut.
Majelis Umum PBB pada hari Jumat mengeluarkan resolusi yang memberikan Palestina lebih banyak hak dan keistimewaan dan meminta Dewan Keamanan untuk mempertimbangkan kembali permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB ke-194.
Israel mengatakan Rafah adalah benteng terakhir kelompok militan Hamas.
Negara Zionis berjanji akan melancarkan invasi besar-besaran ke kota tersebut.
BACA JUGA:Israel Gempur Rafah Timur Setelah Gagalnya Gencatan Senjata
BACA JUGA:Mengenal Jembatan Sungai Yangtze, Lokasi Insiden Fat Cat Bunuh Diri yang Viral di China
Sementara AS mengatakan serangan di Rafah akan membahayakan perundingan gencatan senjata dan mengancam akan menghentikan lebih banyak bantuan militer ke Israel.
Korban tewas akibat perang di Gaza telah melonjak menjadi lebih dari 34.500 orang, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menurut pejabat kesehatan setempat.
Pemboman dan serangan darat Israel telah menyebabkan kerusakan besar pada apartemen, rumah sakit, sekolah dan pusat pengungsi di beberapa kota.