JAKARTA, DISWAY.ID-- Mobil listrik asal China yang saat ini tengah menguasai pasar industri otomotif dunia kini menuai ketidaksukaan dari pasar otomotif di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS).
Bahkan, saat ini AS sudah menerapkan aturan ketat dengan mempersulit produsen otomotif asal China untuk menekan dominasi mobil listrik asal negara tersebut. Kebijakannya meliputi menaikkan tarif pajak mobil listrik sampai empat kali lipat.
Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Presiden AS Joe Biden. Menurut Joe Biden, mobil listrik asal China bisa dijual dengan harga murah karena Pemerintah China memberi subsidi dalam jumlah besar. Hal ini membuat kendaraan ramah lingkungan asal Tiongkok bisa dijual dengan harga murah.
BACA JUGA:Toyota dan Honda Gelontorkan Dana Jumbo, Kembangkan Mobil Listrik dan Memperluas Pasar
BACA JUGA:Siap-Siap, Mobil Listrik Premium Asal China Zeekr akan Masuk Ke Indonesia
Menanggapi pernyataan Joe Biden tersebut, Juru Bicara Pemerintah China Mao Ning menjelaskan mobil listrik asal negaranya bisa mendominasi bukan karena subsidi, melainkan karena kualitas serta teknologi mereka yang lebih mumpuni.
"Subsidi tidak bisa membantu untuk memimpin persaingan di industri (otomotif), dan langkah penjegalan ini merupakan sebuah langkah mundur dan akan menyebabkan hilangnya masa depan," Ujar Mao Ning dalam keterangan resminya pada Jumat (14/06).
Selain itu, Mao Ning membantah pabrikan China sudah "membanjiri" AS dengan mobil listrik. Menurutnya jumlah kendaraan listrik Tiongkok di AS belum begitu masif.
"Tahun lalu, Tiongkok hanya mengekspor 13.000 kendaraan listrik ke AS. Dalam hal apa hal ini bisa disebut 'membanjiri' pasar AS?" Pungkas Mao Ning.
BACA JUGA:Survei: Tesla Perusahaan Otomotif Paling Inovatif 2024, Dibayangi Mobil Listrik Tiongkok
BACA JUGA:Menyala Coach! Shin Tae-yong Dapat Hadiah Mobil Listrik Genesis Electrified G80 dari HMID
Seperti diketahui Joe Biden mulai meningkatkan tarif impor kendaraan listrik China, dari sebelumnya 25 persen menjadi 100 persen. Kenaikan tersebut juga berdampak pada barang-barang impor China senilai USD 18 miliar termasuk baja, aluminum, semikonduktor, kendaraan listrik, hingga sel surya. Pengenaan tarif impor tinggi pada kendaraan listrik itu ditujukan untuk melindungi pekerja di dalam negeri, termasuk bagi mereka yang bekerja di industri mobil listrik.
Para pejabat dan pakar asal China diketahui telah berulang kali mengkritik tarif pajak yang diberlakukan AS. Pemerintah Amerika telah mengumumkan mereka akan mulai memberlakukan kenaikan tarif pada berbagai produk China, termasuk kendaraan listrik, baterai kendaraan listrik, semikonduktor, dan produk medis pada Agustus mendatang.