JAKARTA, DISWAY.ID - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti ilmu sosial dari Universitas Harvard telah mengungkapkan kemungkinan keberadaan alien di Bumi selama beberapa waktu.
Dalam makalah penelitian tersebut, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, disebutkan bahwa bentuk kehidupan dari dunia lain mungkin telah tinggal di Bumi di bawah tanah atau bahkan di bulan.
UFO dan fenomena anomali tak teridentifikasi (UAP) lainnya juga diindikasikan sebagai bukti potensial akan keberadaan mereka.
Penulis makalah ini berasal dari Human Flourishing Program di Universitas Harvard, yang secara khusus mempelajari faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesejahteraan dan perkembangan manusia.
BACA JUGA:Sinopsis Film A Quiet Place: Day One, Ketika Alien Berdatangan ke Bumi dan Membuat Kekacauan
Meskipun makalah ini telah dihapus dari ResearchGate setelah artikel di Newsweek, namun masih dapat diakses melalui Internet Archive.
Para peneliti memberi penjelasan "tidak konvensional" untuk UAP, dengan menyoroti bahwa beberapa UAP tidak hanya melayang di udara tetapi juga dapat melakukan perjalanan di bawah air.
Berbagai bentuk UAP telah dilaporkan, mulai dari bola hingga pesawat besar, dengan pola penerbangan dan manuver yang tidak sesuai dengan aerodinamika konvensional.
Ilustrasi/Alien, Ufo-@Pawel86-Pixabay
Seorang veteran angkatan udara, David Grusch, membuat gempar media setelah mengungkapkan bahwa program rahasia militer AS menemukan puing-puing pesawat udara tak dikenal bersama dengan pilot non-manusia yang tewas.
Laporan terbaru dari Kantor Direktur Intelijen Nasional juga menunjukkan peningkatan jumlah penampakan UAP dari tahun ke tahun.
Dalam makalah barunya, para peneliti dari Harvard mengusulkan tiga kelompok hipotesis untuk menjelaskan fenomena ini: penjelasan konvensional, penjelasan tentang alien atau makhluk luar angkasa, serta hipotesis ultraterrestrial yang melibatkan aktivitas makhluk cerdas tersembunyi di Bumi.
Mereka mendiskusikan empat teori berbeda tentang bagaimana alien bisa hidup berdampingan dengan kita, termasuk peradaban purba yang teknologinya jauh lebih maju dan adanya makhluk magis seperti peri, elf, dan nimfa.
Meski kontroversial, para peneliti menekankan pentingnya mempertimbangkan semua kemungkinan dengan kerendahan hati dan keterbukaan epistemik.