JAKARTA, DISWAY.ID -- Direktur Jendral Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan (Dirjen PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro menilai, kondisi udara di Jabodetabek kali ini lebih baik dibandingkan tahun 2023.
Hal tersebut disampaikan langsung olehnya saat konferensi pers tentang 'Pengawasan Industri Terkait Pencemaran Udara Jabodetabek' di Media Center KLHK, Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Juni 2024.
"Berdasarkan pemantauan kami memang pola itukan merupakan pola tahunan mulai dari bulan Juni, Juli, Agustus dan September turun itu sudah kita amati sejak 1998 pola seperti ini tapi kami memang prediksikan ini tidak ekstrem di tahun 2023," ujar Sigit Reliantoro.
BACA JUGA:Jokowi Minta Kemendag Atur Perdagangan Tanaman Kratom
Lebih lanjut, Sigit pun menjelaskan bahwa kondisi cuaca saat ini tidak seburuk pada tahun 2023 yang mana ketika itu terjadi El Nino karena curah hujan sangat berkurang di Jakarta.
Oleh sebab itu dengan cuaca yang sudah membaik ini, kata Sigit, Indonesia tidak lagi mengalami kondisi El Nino.
"Kalau kita lihat dulu di bulan Juni itu kan sudah jarang sekali hujan di Jakarta," kata Sigit.
"Kalau prediksi teman-teman BMKG kemungkinan ini sudah mengarahnya tidak lagi El Nino," sambungnya.
Dia juga menjelaskan bahwa kondisi cuaca saat ini sudah kembali netral, bahkan cenderung La Nina.
BACA JUGA:Waduh, Server Keimigrasian Down Karena Serangan Siber, Antrean Imigrasi di Bandara Soetta Mengular!
BACA JUGA:Terima Penghargaan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama, Menhan Prabowo Dukung Penguatan Polri
Adapun kondisi La Nina sendiri ditandai dengan penguatan angin pasat barat, curah hujan tinggi di Indonesia tetapi rendah di dekat Peru, dan penurunan suhu udara.
Maka dari itu, tambah Sigit, dengan kondisi tersebut kualitas udara di Jabodetabek cenderung sehat dan bersih.
"Tidak lagi El Nino tapi sudah netra bahkan ada kecenderungan La Nina, jadi agak basah di tahun-tahun ini," jelas Sigit.