JAKARTA, DISWAY.ID-- Indonesia berpengalaman menghadapi wabah Avian Influenza (AI) H5N1 pertama kali pada tahun 2003. Kemudian muncul wabah baru flu burung dengan varian virus AI yang baru pada 2012.
Atas pengalaman tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama pemangku kepentingan terus meningkatkan pengendalian dan penanggulangan Avian Influenza.
BACA JUGA:Ahli Jelaskan Gejala Awal saat Seseorang Terinfeksi Bakteri Pemakan Daging yang Mewabah di Jepang
BACA JUGA:Ngeri! Bakteri Pemakan Daging Streptococcus Grup A Mewabah di Jepang, Bagaimana di Indonesia?
Salah satunya dengan mendeteksi varian-varian virus AI, termasuk kemungkinan sudah masuknya virus AI varian baru di Indonesia melalui program Influenza Virus Monitoring (IVM).
Program ini memantau sirkulasi virus AI di lapangan, yakni tempat berkumpulnya unggas seperti pasar dan sentra-sentra peternakan.
"Indonesia menerapkan surveilans penyakit Avian Influenza dan monitoring virus Avian Influenza yang bersirkulasi di Indonesia dan sekaligus sebagai mekanisme early warning system terhadap masuknya virus Avian Influenza varian baru," terang Direktur Kesehatan Hewan Dr. drh. Nuryani Zainuddin, M.Si menjawab pertanyaan Disway, 19 Juni 2024.
BACA JUGA:Wabah Flu Singapura, IDAI Imbau Orangtua Lengkapi Imunisasi Anak Sesuai Umur Sebelum Mudik
BACA JUGA:Wabah Pneumonia dari Tiongkok Mulai Menyebar, Netizen: Pantau Depok Pokoknya!
Sejak 2014, tuturnya, mekanisme monitoring virus AI melibatkan jejaring laboratorium Kementan, perguruan tinggi, dan sektor swasta dengan pendekatan public private partnership.
Program ini termasuk menggunakan pendekatan surveilans genomik dengan dukungan IVM Online yang dipimpin oleh Balai Besar Veteriner Wates, selaku Laboratorium Rujukan Nasional untuk Avian Influenza.
"Pada saat wabah Avian Influenza H5N1 Clade 2.3.4.4b melanda dunia sejak 2020, Indonesia meningkatkan deteksi dini menggunakan jejaring Influenza Virus Monitoring," imbuhnya.
Alhasil, Kementan berhasil mendeteksi virus Avian Influenza H5N1 Clade 2.3.4.4b untuk pertama kali di Provinsi Kalimantan Selatan pada 2022.
Namun, hingga saat ini sebarannya masih terbatas di beberapa kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Jawa Tengah.
BACA JUGA:Bocornya Laboratorium di Tiongkok Kemungkinan Besar Dalang Wabah COVID Muncul?