JAKARTA, DISWAY.ID - Peneliti IRSI Research and Training Centre sekaligus mahasiswa S3 Program Biomedik Universitas Indonesia drh. Nining Handayani, M.Biomed. melakukan penelitian terkait seleksi genetik embrio untuk melihat status kromosom yang non-invasif menggunakan DNA bebas dan memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Penelitian ini berfokus mencari pendekatan uji genetik yang non-invasif untuk mencari embrio sehat bagi pasien yang menjalani program bayi tabung atau yang dikenal dengan istilah non-invasive preimplantation genetic testing for aneuploidy (NiPGT-A).
BACA JUGA:Tya Ariestya Mantap Ikut Program Bayi Tabung 4 Kali di Usia 38 Tahun
Di mana, saat ini pemeriksaan genetik tersebut dilakukan secara invasif.
Dalam promosi doktor yang berlangsung Kamis, 4 Juli 2024, Nining berhasil membuktikan bahwa terdapat DNA bebas yang memang bersumber dari embrio dalam medium kultur embrio.
"Saat ini, Beberapa sel trofoblas embrio diaspirasi agar dapat memperoleh sampel uji genetik yang masih bersifat invasif. Selain itu, penggunaan sel trofoblas dinggap tidak dapat mewakili status kromosom embrio secara keseluruhan di mana tingkat kesesuaian antara ICM (sel yang menjadi calon bayi) dan trofoblas (sel yang menjadi calon plasenta) tidak sempurna, yaitu 87,5%, menghasilkan kesalahan pelabelan embrio dalam bentuk angka false positive dan false negative," jelas drh. Nining.
BACA JUGA:Jessica Iskandar Umumkan Hasil USG Program Bayi Tabung, Vincent Verhaag Meneteskan Air Mata
Dalam hal ini, DNA bebas diduga lebih merepresentasikan status kromosom embrio dan juga untuk mengetahui adanya sel-sel abnormal.
"Jadi sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dieksplorasi untuk menghilangkan proses invasif yang ada saat ini," terang drh. Nining ketika ditemui di UI Salemba.
BACA JUGA:Sudah Punya 2 Anak, Jessica Iskandar Ungkap Alasan Bikin Program Bayi Tabung
Pada pendekatan pertama, ia melihat biological marker terkait keberadaan DNA bebas di dalam medium kultur.
Kemudian, ia juga menggunakan pendekatan artificial intelligence (AI).
"Kita bisa menggunakan model prediksi dengan menggunakan gambar-gambar embrio. Selama ini pasien bayi tabung itu gambar embrionya difoto," ungkap drh. Nining.
Rupanya, foto embrio tersebut bisa memiliki nilai ketika dimasukkan ke dalam model spesifik artificial intelligence melalui metode machine learning dan deep learning.
BACA JUGA:3 Tahun Hasilkan 421 Kehamilan, RS Siloam Bikin Gathering Bayi Tabung