Banjir Rendam 7 Desa di Halmahera Tengah, 1.726 Orang Tidur di Pengungsian

Kamis 25-07-2024,22:34 WIB
Reporter : Cahyono
Editor : Fandi Permana

HALMAHERA, DISWAY.ID - Banjir bandang yang merendam tujuh desa di Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, berdampak pada 1.726 orang.

Sebanyak tujuh desa di dua kecamatan yang terendam banjir yakni Kecamatan Wea Tengah sebanyak lima desa dan Kecamatan Weda Utara dua desa.

BACA JUGA:Kemenhub Bagikan Bantuan Bencana Alam pada Masyarakat Terdampak Banjir Bandang di Gorontalo

BACA JUGA:PNM Peduli Bencana Banjir Bandang Sumatera Barat,Gerak Cepat Bantu Para Korban

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan, saat ini banjir di Halmahera Tengah yang terjadi sejak Minggu, 21 Juli 2024 tersebut mulai berangsur surut.

Kendati demikian, saat ini warga yang terdampak masih mengungsi di delapan pos pengungsian.

"Warga yang terdampak banjir tercatat berjumlah 1.726 jiwa. Warga terdampak ini mengungsi di delapan pos pengungsian," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari pada Kamis, 25 Juli 2024.

Adapun rinciannya antara lain, pos pengungsian Makodim 1512/Weda 331 jiwa, pos pengungsian Lukulamo 373 jiwa, pos pengungsian Lelilef 363 jiwa, pos pengungsian Trans Waleh 134 jiwa, pos pengungsian Desa Kobe 132 jiwa, pos pengungsian Gereja Sawai 173 jiwa, pos pengungsian Mako Brimob 315 jiwa, dan pos gedung Irawati 49 jiwa. 

BACA JUGA:Banjir 1.5 Meter Rendam Kota Gorontalo, 7.486 Orang Tidur di Pengungsian

Hingga sekarang ini, tim gabungan masih melakukan pendataan rumah yang terdampak, melakukan penanganan darurat, serta memenuhi kebutuhan para pengungsi.

"Tim gabungan juga akan melakukan pembersihan material banjir di permukiman warga setelah pendataan rampung dilakukan," tambah Abdul Muhari. 

Pemerintah setempat juga telah menetapkan status Tanggap Darurat di Kabupaten Halmahera Tengah terhitung mulai 21 Juli sampai dengan 5 Agustus 2024.

Kabupaten Halmahera Tengah sendiri termasuk wilayah yang rawan terhadap banjir.

Kajian inaRISK mengidentifikasi sebanyak 8 kecamatan memiliki indeks bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi dan luas risiko mencapai 13.250 hektare. 

Kategori :