JAKARTA, DISWAY.ID – Pasca tewasnya Ismail Haniyeh yang Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Hamas ini tewas di Taheran, membuat geram Iran.
Bahkan Ayatollah Khamenei selaku Pemimpin Tertinggi Iran telah memerintahkan pasukan IRGC untuk bersiap melakukan penyerangan langsung ke Israel dan pertahanan serta kemungkinan perluasan perang.
Tak hanya itu, Hizbullah, Houthi, milisi di Suriah dan Irak juga menyatakan diri akan ambil bagian dalam penyerangan yang akan dilakukan oleh Iran.
BACA JUGA:Fajri Kalah, Gregoria Jadi Tumpuan Rebut Medali Emas di Olimpiade Paris 2024
BACA JUGA:Warga Kemayoran Terekam Buang Sampah ke Gerbong Kosong, KAI Siapkan Sanksi Tegas
Untuk menghadapai kondisi tersebut, pemerintah Israel bersiap hadapai serangan Iran dan sekutunya.
Akan tetapi Dr Michael Halberthal selaku Kepala Rumah Sakit Rambam Israel militer mengungkapkan, meskipun rumah sakit mampu menangani 2.000 pasiesn, nanum tak bisa lagi berperang.
Hal tersbeut dikarenakan terbatasnya jumlah dari pasukan Israel yang akan menghadapi serangan Iran.
Pihak Israel saat ini tengah dalam keadaan siaga tinggi, mempersiapkan serangan besar-besaran oleh Teheran dan proksinya.
BACA JUGA:Warga Kemayoran Terekam Buang Sampah ke Gerbong Kosong, KAI Siapkan Sanksi Tegas
BACA JUGA:Jaringan Konektivitas Telkom Resmi dikelola PT Telkom Infrastruktur Indonesia
Israel sendiri juga sedang mempersiapkan skenario terburuk, meskipun tidak ada kepastian bahwa skenario itu akan terwujud.
Selain itu, Israel tidak hanya mempersiapkan diri secara defensif tetapi juga ofensif, dan akan menanggapi dengan keras setiap serangan signifikan.
Tidak ada kepastian tentang waktu serangan, tetapi diperkirakan akan terjadi setelah pemakaman Haniyeh di Qatar pada hari Jumat dan dapat terjadi pada hari Sabtu atau minggu depan.
Seperti serangan Iran pada bulan April, ada diskusi intensif antara Israel dan koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika untuk menggagalkan serangan tersebut dan meminimalkan kerugian bagi Israel.