JAKARTA, DISWAY.ID - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers mengecam tindakan teror terhadap wartawan Tempo, Husein Abri Dongoran.
Untuk itu, AJI dan LBH Pers mendesak pihak kepolisian untuk mengusut dugaan teror perusakan mobil Hussein Abri sepulang menemui narasumber.
BACA JUGA:Miris, CCTV Kantor Wali Kota Jakarta Pusat Tak Berfungsi, Helm Wartawan Raib Digasak Maling
BACA JUGA:Perjalanan Karier Hamzah Haz Mantan Wapres ke-9 yang Meninggal Dunia, Pernah Jadi Wartawan
Adapun peristiwa perusakan yang dialami pengisi siniar Bocor Alus Politik ini diduga dilakukan oleh orang tak dikenal pada Senin 5 Agustus 2024.
Ketua AJI Jakarta Irsyan Hasyim mengatakan, pihaknya dan LBH Pers mendesak Kepolisian untuk menangkap pelaku teror dan dijerat dengan delik pidana, Pasal 170 ayat (1) atau Pasal 406 ayat (1) KUHP.
"Jika terbukti terkait dengan peliputan, maka penyidikan harus merujuk Pasal 18 ayat (1) UU Pers No 40 Tahun 1999," kata Irsyan dalam keterangannya, Rabu 7 Agustus 2024.
Dalam hal ini, Polres Metro Jakarta Selatan juga diminta mengungkap motif teror dengan merusak mobil jurnalis Tempo tersebut. AJI Jakarta dan LBH Pers juga meminta Dewan Pers untuk menerjunkan Satgas anti-Kekerasan guna memastikan kepolisian mengusut kasus ini dengan tuntas.
"Dewan Pers juga perlu memantau dan menuntaskan kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis yang selama ini luput dalam pendataan," katanya.
BACA JUGA:Adegan-adegannya Terungkap, Rekonstruksi Pembakaran Rumah Wartawan Sempurna Pasaribu Hari Ini
BACA JUGA:Tingkatkan Sinergitas, Polri Bersama Wartawan Gelar Bhayangkara Presisi Bowling Cup
Sebagai informasi, teror yang dialami Hussein Abri terjadi saat hendak memutar balik kendaraannya di Jalan Pattimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tepatnya di belakang Mabes Polri dan di depan kantor Kementerian PUPR sekitar pukul 21.50 WIB, Senin 5 Agustus 2024 malam.
Saat itu, Husein hendak pulang ke rumahnya setelah bertemu narasumber di mal Senayan City. Hussein kemudian mendengar bunyi keras di belakang mobilnya.
Husein mulanya menduga seorang menabrak bagian belakang mobilnya, tetapi dari spion tengah, ia tak melihat ada mobil lain di belakangnya. Saat itu, Husein hanya melihat dua orang berboncengan sepeda motor melaju ke arah Senayan.
Husein tidak langsung memberhentikan mobilnya karena jalanan cukup gelap. Husein baru memarkirkan mobil di Jalan Senjaya atau tepatnya di dekat Museum Polri.