Targetkan Produksi Minyak 1 Juta Barel, SKK Migas Perkuat Manajemen Rantai Pasok

Rabu 07-08-2024,19:19 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

JAKARTA, DISWAY.ID – SKK Migas menggandeng para pemain industri Migas untuk sama-sama berkomitmen memperkuat manajemen rantai pasok di sektor hulu.

Tujuannya untuk mengejar produksi 1 juta barel.

Dalam Supply Chain & National Capacity Summit 2024 yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 14-16 Agustus 2024 dengan tema ‘Navigating Long Term Plan Through Integrated Supply Chain for National Capacity Building’ mendorong pembuat kebijakan sektor hulu migas untuk mengatasi tantangan kritis serta peluang dalam ketahanan rantai pasok, peningkatan kapasitas nasional, dan masa depan industri hulu migas.

BACA JUGA:SKK Migas Siap Serap Kebutuhan Gas Domestik dengan Memproduksi Lebih Banyak LPG

“Seperti di Surabaya dan Batam, Supply Chain & National Capacity Summit 2024 akan diisi berbagai sesi diskusi, presentasi, dan forum grup diskusi. Para pembicara akan membedah tantangan utama sektor hulu migas, terutama manajemen supply chain, termasuk alokasi sumber daya, optimasi logistik, serta mitigasi risiko,” kata Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko, di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2024.

Hari pertama diisi serangkaian sesi ahli dan diskusi panel dengan menghadirkan para pakar terkemuka di bidangnya, seperti mantan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro yang akan membahas tentang ketahanan energi; serta Deputi Pengembangan Eksplorasi dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara yang akan mempresentasikan Long Term Planning (LTP) SKK Migas.

BACA JUGA:Dorong Penyerapan Gas Bumi, SKK Migas akan gelar Forum Gas 2024 di Bandung

Agenda penting lainnya adalah Leadership Talks dan COO Forum, yang mengangkat tema ‘Navigating Challenges: Leadership Perspectives in Future Oil and Gas Industry’. Sesi ini menampilkan Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo; Direktur PT Pertamina Hulu Energi, Chalid Said Salim; Direktur & COO Medco Energi, Ronald Gunawan; President BP Berau Ltd, Kathy Wu; serta President Director Petronas Indonesia, Yuzaini bin Md Yusof. Mereka akan berbagi pandangan tentang solusi untuk menghadapi tantangan industri hulu migas di tengah volatilitas pasar hingga perubahan kebijakan energi.

Ada juga sesi diskusi panel, di mana para pembicara ahli berbagi pandangan mereka tentang isu-isu kritis di sektor migas.

Managing Director of SLB (Schlumberger) Indonesia, Mr. Scott Cremin, misalnya, akan membahas keseimbangan pengadaan dan rantai pasokan untuk menciptakan bisnis berkelanjutan di sektor migas.

BACA JUGA:Bupati Tanjung Jabung Timur Hujat PetroChina dan SKK Migas: Gak Perlu Mereka, Kalau Perlu Bubarkan Saja

Selain itu, Head of Regional Sustainability – SEA Bureau Veritas, Poonperm Vardhanabindu akan membahas penyesuaian terhadap pergeseran global menuju kebijakan penyesuaian karbon lintas batas.

Di sesi lainnya, Managing Director Asia Pacific Regional BCG, Mr. Alex Doyla akan membahas mengenai tata kelola rantai suplai yang ramah lingkungan. Sementara itu, Asia Pacific Director Costs and Supply Chain S&P Global, Ding Li Ang akan mengupas prospek proyek hulu migas di Indonesia, dengan fokus pada fenomena perubahan pasar global, yang bisa mempengaruhi operasional di tingkat lokal.

President Director Harbour Energy, Mr. Steve Cox akan mempresentasikan praktik baik proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Evin Harold (Director CCUS Vallourec) dan Craig Stewart (Head of CCU Medco International) juga akan berbagi pandangan tentang strategi dan pemanfaatan teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung pengembangan CCUS di Indonesia.

Hari kedua akan diisi dengan sejumlah diskusi kelompok terarah (FGD) dan diskusi panel tentang pengadaan strategis, transformasi digital, serta dukungan rantai suplai luar negeri. Para pembicara utama yang bakal hadir termasuk David Armstrong (British Petroleum); Andrea Giaccardo (ENI SpA); Rachmat Kaimuddin dari Kemenko Marves; Heru Kustanto dari Kementerian Perindustrian; dan Budi Santoso dari Kementerian Perdagangan.

Kategori :