Perlambatan nilai IKI pada Juli lalu dipengaruhi oleh menurunnya nilai variabel pesanan baru dan masih terkontraksinya variabel produksi.
BACA JUGA:PPK Kemayoran Dorong Pertumbuhan Bisnis Kuliner di Kawasan Kemayoran
BACA JUGA:Gegara Bocah Bakar Sampah, Rumah Dinas Guru di Pulau Tidung Ludes Dilalap Api
"Ini menunjukkan kepercayaan diri atau tingkat optimisme para pelaku industri yang menurun. Salah satunya karena tidak adanya kepastian hukum yang jelas," jelasnya.
Kendati begitu, Agus menyatakan bahwa dirinya optimis kalau kinerja industri manufaktur di tanah air masih bisa bangkit kembali kalau didukung dengan kebijakan-kebijakan yang probisnis.
Kebijakan tersebut antara lain ketersediaan bahan baku untuk produksi, keberlanjutan dan peluasan harga gas industri yang kompetitif, dan ketegasan terkait substitusi impor.
"Kebijakan itu bisa terlaksana dengan baik kalau koordinasi yang dijalankan juga sesuai aturan. Semua pihak juga konsisten dan transparan untuk benar-benar membela industri dalam negeri," tutupnya.