Teliti Tarekat dan Nasionalisme, Komisioner BNSP Muhammad Nur Hayid Raih Gelar Doktor

Rabu 14-08-2024,22:49 WIB
Reporter : Khomsurijal W
Editor : Khomsurijal W

JAKARTA, DISWAY.ID-- Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Muhammad Nur Hayid resmi menyandang gelar Doktor (DR).

Ia telah memenuhi syarat mendapat gelar Doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya.

"Bahwa hasil tersebut, dinyatakan layak atau lulus, kategori promovendus adalah A," ucap Ketua Sidang DR Siti Nabilah S.Sos.I, M.Pd seusai serangkaian ujian digelar. 

BACA JUGA:5 Fakta Taman Kusuma Bangsa di IKN yang Diresmikan Jokowi, Jadi Tempat Renungan Suci Jelang Upacara HUT RI

Nur Hayid memaparkan disertasinya di hadapan sidang terbuka yang digelar Program Doktor Sejarah Peradaban Islam Fakutas Islam Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Jakarta, Rabu 14 Agustus 2024.  

Dalam desertasinya, Nur Hayid mengangkat tarekat dan nasionalisme.

Adapun judulnya yaitu "Studi Peran Stategis Jam`iyyah Ahli Al Thariqah Al Mu`tabarah Al Nahdliyah (JATMAN) Dalam Penguatan Nasionalisme Indonesia (1957-2022 M)".

Bagi pria kelahiran Lumajang yang kini pengasuh Pesantren Skill Jakarta itu, meneliti tarekat dan nasionalisme penting dilakukannya.

Diketahui, tarekat merupakan jalan dalam upaya mendekatkan diri kepada Tuhan melalui metode dan bimbingan mursyid. Seperti ibadah, dzikir dan tidak bergantung kepada dunia. 

Sementara nasionalisme merupakan sikap sosial politik yang dianut berbagai kelompok dalam satu negara dengan tujuan yang sama mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama.

"Bagaimana konsepsi nasionalisme hingga strategi JATMAN dalam menggerakkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air di Indonesia?", ujarnya di tengah presentasinya saat sidang.

BACA JUGA:Jokowi Berikan Gelar Kehormatan untuk Surya Paloh, Luhut, Airlangga, hingga Prabowo

Menurutnya, konsepsi itu bisa diketahui melalui penelaahan pengorganisasian JATMAN dalam kerja-kerja penguatan nasionalisme dan cinta tanah air selama ini yang telah dilakukan serta ke depannya.

Eks redaktur eksekutif politik di media online nasional itu, meyakini penelitiannya mampu melengkapi celah kekosongan yang sudah ada sebelumnya.

"Bukan saja sentralistik terhadap figur seorang waliyullahnya, tetapi lebih luas lagi yakni peran JATMAN, sebagai organisasi tasawuf, dalam memperkuat nasionalisme," jelasnya.

Kategori :